Review Buku "Panggil Aku Kartini Saja" karya Pramoedya Ananta Toer

Review Buku "Panggil Aku Kartini Saja" karya Pramoedya Ananta Toer

Penjajahan yang dilakukan oleh kolonial belanda menjadikan Hindia atau yang di kenal Indonesia menjadi meratap. dari mulai tanam paksa, perampasan harta benda, hingga pelarangan diadakannya sekolah-sekolah menjadikan masyarakat Indonesia miskin harta dan miskin ilmu.

dalam kondisi yang sedemikian rupa, lahirlah Kartini. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Distrik Mayong, Kabupaten Jepara. beliau lahir dari dua orang yang tua yang memiliki perbedaan dalam kastanya. Ayah Kartini yang bernama R. M. A Sosroningrat merupakan keturunan kerajaan di Jawa, sementara ibunya merupakan rakyat biasa dari keturunan mandor pabrik gula. Meskipun keturunan ningrat, Kartini tidak pernah memanfaatkan kondisi ini dalam memperjuangkan hak rakyat, dia berjuang dengan karya-karya yang telah dikeluarkan khususnya dalam hal tulisannya yang sangat berpengaruh.

Dalam hal pergerakan dan perjuangan hak masyarakat negara, Kartini memiliki andil yang cukup besar. bermula dari bertemu dengan seorang anak berusia 6 tahun yang memikul dua rumput bear di bahunya. Kemudian Kartini bertanya kepada anak tersebut "sudah makan?", anak itu menjawab "belum, kami hanya makan sekali dalam sehari di waktu sore hari ketika ibuku pulang dari kerjanya". Di situ Kartini merenungi bahwa masih banyak kemelaratan dan kesengsaraan yang melingkupi masyarakat Indonesia. merintihlah hati Kartini dan selalu terngiang dengak kata-kata "kerja! kerja! kerja! perjuangkan kebebasanmu! baru kemudian kalau kau telah membebaskan dirimu sendiri dengan kerja, dapatlah kau menolong yang lain lain! kerja! kerja!".

Apapun yang direnungkannya  akhirnya selalu hanya di dapati satu kesimpulan yaitu,  kerja! kerja! kerja buat rakyat!. kendala besar yang menghadang jalan Kartini justru berada pada adat kebiasaan warga pribumi khususnya keturunan ningrat. dimana adat merupakan hukum yang tak tertulis,  dan jika melanggar akan mendapatkan hukuman.

Stella merupakan sahabat pena Kartini yang menjadi tempat untuk mencurahkan segala sesuatu yang terjadi mulai kemajuan dan kemunduran negaranya dan perkembangan dan kebodohan pemerintahnya. kebodohan dalam menerintah negara berakibat banyak masyarakat yang dirugikan sehingga hidupnya semakin menderita dan sengsara.

Dalam pergerakannya untuk merebut kembali hak rakyat, Kartini harus mengetahui apa sisi kelemahan dan kelebihan dari negaranya sendiri dan juga negara Belanda yang sering dia sebut sebagai Eropa.  Kartini mengenal dunia barat melalui tiga jalan, yang bisa dipancaindra, observasi  yang mencakup hubungan pribumi dan Eropa secara luas, dan dari bacaan karya orang-orang Eropa dalam berbagai bidang terutama bidang sastra.

Multatuli, merupakan sang inspirator bagi Kartini yang mengatakan "Tugas manusia adalah menjadi manusia". Tujuan perjuangan Kartini merupakan dari dasar cintanya terhadap rakyatnya, sehingga segala sesuatu yang dilakukan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat, dan dia akan memberikan segalanya untuk rakyatnya.

Perjuangan Kartini dimulai dari membaca karya-karya sastra orang-orang Eropa, dia merupakan penggiat dan penyuka dalam hal baca-membaca. dari pengalamannya membacanya itu dia semakin ahli dalam hal tulis-menulis, dan dengan keahliannya tersbut Kartini menyampaikan suara rakyat yang tertindas khusunya kaum wanita. Dari mulai puisi, novel, majalah, koran dan lain-lain, Kartini sangat suka membacanya. dengan begitu cintanya Kartini terhadap karya sastra, dia pernah mengatakan dalam salah satu suratnya

"Pikiran adalah puisi, pelaksanaanya seni! tapi mana bisa ada seni tanpa puisi? segala yang baik, yang luhur, yang keramat, pendeknya segala yang indah dalam hidup ini adalah puisi".

"Segala yang tinggi dan indah dalam hidup adalah puisi. Cinta, pengabdian diri, kesetiaan, kepercayaan, seni, segala yang meninggi, mempermulia dan memperindah adalah puisi".

Pendapat
(Buku ini mampu untuk menjadi motivasi bagi kita, bahwasannya dengan kemauan yang di dasari oleh cinta, semuanya akan menghasilakan perjuangan yang abadi dan indah)
24/2/2019

Komentar

Posting Komentar