Ulasan Buku Semar Gugat di Temanggung karya Mohamad Sobary


Buku ini berisikan esai-esai dari sang penulis yang pada intinya mengulas mengenai pembelaanya perihal kemerdekaan dan kesejahteraan petani tembakau dan kretek yang kini sedang menderita disebabkan dari aturan pemerintah, keterlibatan negara asing, hingga warganya sendiri yang kehilangan jiwa perjuangan untuk membela bangsa.

Awalnya penulis menjelaskan bahwa keber"pihak"annya terhadap para petani tembakau dan kretek tersebut adalah sebagai bentuk kemanusiaan. Dan memang menurutnya keberpihakannya tersebut merupakan rasa empati dan kasih sayang kepada orang lain. Kemudian beliau menjelaskan betapa buruknya negeri yang sudah dipenuhi tindakan korupsinya ini yang menyebabkan kondisi masyarakat yang kacau sekarang ini, yang disebut dengan istilah "What is Personal is Political".

Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa keterlibatan negara asing dalam urusan pemerintahan di indonesia yang merdeka ini mampu membuat bangsa kita seakan masih terjajah dan menyebabkan hilangnya kesejahteraan hidup masyarakatnya. Manipulasi, penyogokan yang dilakukan negara asing terhadap pejabat pemerintahan untuk menuruti hawa nafsu mereka juga berakibat rakyat kecil semakin sengsara. Ditambah lagi masyarakat Indonesia yang masih belum sembuh akibat efek kolonialisme bangsa asing yang membuat mereka minder terhadap bangsa barat.

Nah, gaungan menuntut keadilan juga tidak lupa dicantumkan oleh penulis. "Semar Gugat di Temanggung" yang menjadi judul buku ini memiliki makna bahwa "Semar" meruapakan simbol rakyat dan "Temanggung" merupakan daerah penghasil tembakau yang melimpah. Dengan demikian, rakyat Temanggung yang berprofesi sebagai petani tembakau sedang menuntuk kepada penguasa bumi akan keadilan bagi mereka yang semakin hari semakin dipersulit dalam memasarkan panen tembakaunya akibat dari kebijakan pemerintah.

Diakhir esainya penulis bercerita mengenai matinya pembuatan jamu tradisional yang ada di desanya karena sudah tidak orang lagi yang mampu untuk meracik jamu seperti pendahulunya. Bisa dikatakan bahwa cerita tersebut merupakan perumpamaan jika tembakau dan kretek dihambat dan ditumpas dalam budidayanya juga akan berakibat kepunahan seperti jamu tradisional yang ada pada desanya tersebut.

Buku ini mengajarkan mengenai perjuangan untuk membela kebenaran yang hakiki dengan penuh kejujuran. Jujur merupakan bahasa simbol atas ketulusan hati seseorang dalam melakukan sesuatu, terutama perjuangan dalam membela kesejahteraan dan kemakmuran negeri kita, Indonesia. Penulis mengatakan jika perjuangan itu ibadah dan mulia, namun apa arti ibadah dan kemuliaan tanpa sebuah ketulusan.
TERIMA KASIH
05/07/2020

Komentar

Postingan Populer