Review Buku Anti Sok-Sok Sibuk Club Karya Restia Ningrum
Banyak dari
kita menyangka bahwa semakin kita banyak bekerja maka hal tersebut pasti akan
mendatangkan hasil yang banyak pula, benarkan?. Namun nyatanya tidak selalu
begitu teman-teman, banyak bekerja belum tentu akan mendatangkan hasil yang
banyak pula. Hal ini tergantung bagaimana cara kita melakukan pekerjaan
tersebut, dan tentunya kita perlu sebuah bacaan yang memberi kita informasi
bagaimana cara bekerja yang efektif dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang
diinginkan, bahkan tanpa harus terus-menerus bekerja keras dan lama.
Nah, buku Anti Sok-Sok Sibuk Club karya Restia Ningrum ini akan membahas mengenai kemampuan untuk membedakan sibuk dan produktif, bagaimana menentukan motivasi kerja, mengatur waktu, mengelola stress dan mengatur kebiasaan di tempat kerja.
Selamat menyimak...
Bagian pertama dalam buku ini membahas mengenai motivasi
bekerja, untuk apa sebenarnya kita bekerja?. Mungkin ini pertanyaan yang membuat
anda malas untuk menjawabnya, namun coba sekarang berpikir dan renungkan sbenarnya
untuk apa kita bekerja. Apakah untuk hanya sekedar mencari materi saja? Atau hanya
untuk mencari ketenaran saja atau bahkan agar supaya tidak dianggap
pengangguran?.
Seharusnya kita bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk
bekerja. Hal inilah nantinya yang menyebabkan kebanyakan orang seperti robot
jika hidupnya hanya untuk bekerja. Setiap hari akan melakukan pekerjaan yang
sama dadn tidak berkembang. Atau kita bekerja untuk memenuhi apa yang diajarkan
oleh agama kita?. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak ada seorang-pun makan makanan yang
lebih baik dari makanan yang diperoleh dari hasil kerjanya sendiri” (HR. Bukhori).
Jadi mulai sekarang tentukan apa
motivasi atau tujuan yang jelas kita untuk bekerja, agar kita menegtahui apa
yang harus kita lakukan ke depannya dalam melakukan pekerjaan itu.
Pada bagian dua, buku ini membahas
mengenai jangan asal sibuk saat bekerja. Pekerjaan membutuhkan hasil yang nyata,
bukan hanya omong kosong dan kesiukan tanpa hasil. Hal ini berkaitan dengan
cara bekerja yang produktif, di mana pekerja yang produktif akan lebih banyak
bertindak dari pada berbicara. Seperti kata orang bijak “effort is the best
indicator of interest”.
Ketika melakukan suatu pekerjaan coba
carilah meaning atau makna dari peerjaan kita. Orang yang bekerja sebagai penyapu jalanan
akan menemukan makna yang besar di balik pekerjaannya tersebut, misalnya sebagai
bukti bahwa mereka adalah pahawan penjaga kebersihan. Agar terus berkemabnga
coba pikirkan tujuan akhir yang ingin kita capai kemudian evaluasi secara
berkala pada aktivitas pekerjaan tersebut.
Agar tidak stress dalam melakukan
pekerjaan yang kita jalani, cobalah untuk terus mengontrol diri dan merubah
pola pikir dengan cara selesaikan masalah dari sumbernya yaitu apa yang membuat
kita stress dan bagaimana cara mengatasi stress tersebut. Bergaullah dengan
orang yang mendukung kita, dan coba temukan apa yang kita seukai dari pekerjaan
kita, agar kita bisa mengetahui peluang yang dapat menghilagkan stress kita. Kemudian
yang terakhir jangan lupa untuk terus bersyukur dengan keadaan kita saat ini.
Pada bagian ketiga, buku ini
membicarakan mengenai kerja yang produktif. Kerja yang produktif haruslah di mulai
dari pembiasaan. Sebagaimana orang bijak berkata “Successful people are simply
those with successful habits”. Membuat kebiasaan yang baik bisa dimulai dengan
membuat jadwal pribadi mengenai kegiatan harian kita. Nah agar jadwal yang kita
buat menjadi effisien coba bagi pekerjaan kita menjadi empat kategori: a. Pekerjaan
yang penting dan mendesak, b. Pekerjaan yang penting tapi tidak mendesak, c. Pekerjaan
yang tidak terlalu penting tapi mendesak, dan d. Pekerjaan yang tidak penting
dan tidak mendesak.
Seseorang yang tidak dapat mengatur
kegiatan atau tugas mana yang penting atau tuugas yang menjadi prioritas utama,
akan menjadikannya menjadi sulit untuk berkonsentrasi.
Untuk lebih membuat efisien dalam
mengatur jadwal, cobalah menggunakan teknik pomodor, yaitu teknik untuk
mengatur waktu dan sekaligus membuat lebih fokus. Dalam teknik tersebut,
terdapat tiga pembagian waktu, yaitu Work Time, Break Time, dan Long
Break Time. Semakin kita mampu untuk mengatur waktu atau jadwal harian,
kita akan menjadi seseorang yang profesional, yaitu orang yang memiliki
keseimbangan antara Knowladge, Skill, dan Attitude.
Pada bab ini juga dibahas mengenai
kompetisi dalam bekerja, di mana kompetisi dalam bekerja bukan untuk mengalahkan,
melainkan untuk terus berkembang. Bukan untuk memperoleh pengakuan, tetapi
untuk memberi kebermanfaatan yang lebih luas. Ubahlah mindset dari win-lose
menjadi win-win.
Agar kesibukan dalam menjalankan suatu pekerjaan tidak berkahir sia-sia dan tanpa hasil, kita membutuhkan tips bekerca lebih cerdas. Tips agar bekerja lebih cerdas yaitu:
- Fokus dan memberikan energi full pada satu pekerjaan
- Buang jauh-jauh gangguan dan hindari multitasking dalam bekerja
- Buat daftar tugas yang simpel
- Membagi pekerjaan yang harus diselesaikan dalam bagian kecil
- Buat pengingat daftar di rumah
- Siap mengambil setiap keputusan di setiap saat
- Jangan jadi robot
- Timer
- Jangan abaikan stamina (makan dan berolahraga)
- Tidak asal bekerja (bekerjalah dengan hati, penuh dorongan, dan inisiatif)
Kenapa fokus begitu penting dalam
melakukan kerja cerdas ini, karena tingkat konsentrasi yang tinggi serta
kemauan untuk menghasilakn yang terbaik akan hanya muncul bila kita fokus dalam
bekerja. Inti dari bekerja ccerdas ini yaitu bagaimana kita bisa lebih
produktif dalam waktu yang singkat. Dalam bab ini juga dicantumkan tips untuk
membantu agar tetap fokus (h. 105) yang salah satunya yaitu dengan memiliki
rencana dan berani berkomitmen serta memiliki tujuan atau goal harian.
Pada bagian keempat kita akan
mempelajari mengenai bagaimana cara bahagia dalam bekerja. Bahagia dalam
bekerja tentulah sangat penting, karena kreativitas tentu tidak akan muncul
apabila dalam proses bekerja masih penuh dengan rasa keterpaksaan dan didorong
oleh obsesi tentang uang semata.
Cara untuk bekerja dengan bahagia
yaitu dengan mencintai pekerjaan itu sendiri sebagaimana perkataan Steve Jobs “The
only way to do great work is to love what yo do, if you haven’t found it yet,
keep looking. Don’t settel”. Kemudian selalu berpikirlah optimis.
Tahapan sikap optimis terbagi menjadi
tiga (h. 114) yaitu inventing, choosing, dan implementing.
Seseorang kreatif dituntut untuk bisa mengorganisasi pemikiran menjadi suatu
gagasan yang bisa diimplementasikan secara kongkret terkait dengan
pekeerjaannya.
Jadi, jika ingin lebih produktif,
bekerjalah dengan bahagia...
Bagian kelima berupa kesimpulan dari buku
ini. Dalam bab ini menyatakan bahwa produktivitas adalah tentang apa saja yang
mampu kita hasilkan. Lakukan apa saja yang bisa kita lakukan, dengan apa yang
dimiliki, dimanapun kita berada.
Daripada hanya kelihatan sibuk tapi
tidak menghasilkan sesuatu yang berarti, lebih baik kenali dahulu waktu-waktu
efektif untuk mengerjakan berbagai tugas. Salah satunya yaitu dengan membuat
jadwal harian. Dan bagaimanapun pekerjaan kita, sebaiknya kita tetap
mensyukurinya.
Sebagai penutup ada kata-kata dari Seno
Gumiro Ajidarma yang bagus untuk dikutip:
“Alangkah mengerikannya menjadi tua
dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang
terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggungah semangat, dan
kehidupan seperti mesin yang hanya akan berakhir dengan pensiun yang tidak
seberapa.”
Mulailah berpikir kemudian
bergeraklah...
Terimakasih telah membaca
12-10-2020
Jika ada hal yang perlu untuk
didiskusikan silahkan klik gambar Whatsapp di bawah...



Komentar
Posting Komentar