Rangkuman buku "Get Smart!" Karya Brian Tracy


 William James dari Harvard menulis, "Penemuan terhebat dari generasi saya adalah orang dapat mengubah berbagai aspek luar dalam kehidupan mereka dengan mengubah cara berpikir mereka yang tersembunyi". 


Buku ini ditulis untuk menyajikan serangkaian pembelajaran mengenai cara sederhana, praktis, dan teruji untuk memanfaatkan bakat dan kemampuan berpikir alami yang kita miliki. Kita tidak perlu menjadi orang yang lebih baik atau menjadi seseorang yang berbeda. Kita hanya perlu menjadi diri kita seutuhnya dan melepaskan lebih banyak kekuatan pikiran yang sudah ada dalam diri.

Dalam banyak kasus, apa yang menghalangi kita hanyalah masalah sudut pandang, cara pandang khas kita dalam melihat berbagai hal. Orang optimis mencari sisi baik dan apa yang dapat diperoleh dari setiap situasi, sedangkan orang pesimis mencari masalah atau sisi buruk dari setiap situasi.

Ketika kita mengubah sudut pandang kita, seringkali kita melihat berbagai hal yang berbeda, membuat keputusan berbeda, dan mendapatkan hasil yang berbeda. Napoleon Hill mengatakan "Dalam setiap masalah atau kesulitan ada bibit manfaat atau keuntungan yang setara atau bahkan lebih besar". Salah satu persamaan sifat yang dimiliki oleh setiap orang kaya adalah mereka senantiasa mencari pelajaran berharga dalam setiap kemunduran atau kesulitannya. Mereka selalu menemukannya.

Berdasarkan Law of Correspondence, yang menyatakan "Seperti yang ada dalam pikiran, begitu pula yang tercermin keluar." Kehidupan kita yang tampak akan menyerupai dan mencerminkan kehidupan dalam diri. Tatkala kehidupan dalam diri berubah, kehidupan luar kita pun berubah untuk mencerminkan pemikiran baru ini. Shakespeare menulis "Tidak ada yang disebut baik atau buruk, pikiran kitalah yang menjadikannya demikian."

BAB 1 : SUDUT PANDANG JANGKA PANJANG VESRUS SUDUT PANDANG JANGKA PENDEK.

Semakin baik kita berpikir, semakin baik hasil yang bakal kita dapatkan dan kita akan semakin sukses di semua bidang. Ukuran paling penting untuk melihat kualitas pemikiran kita adalah hasil yang kita peroleh, konsekuensi dari apa yang telah kita putuskan untuk dilakukan sebagai hasil dari berbagai keputusan yang kita buat.

Konsekuensi adalah segalanya. Sebagian orang salah memahami pentingnya konsekuensi jangka panjang. Mereka pikir tujuan mereka adalah yang paling penting, bukan hasil. Mereka mengatakan "Jika saya bertujuan untuk mewujudkan hal-hal baik sebagai hasil dari berbagaiu ide, keputusan, dan tindakan saya tetapi ternyata tidak begitu, Anda tidak dapat menyalahkan saya".

Kemampuan kita untuk secara akurat meramalkan dan meprediksi konsekuensi dari keputusan dan tindakan kita adalah ukuran sebenarnya dari kecerdasan kita. Kecerdasan bukan soal IQ, peringkat di sekolah, atau lamanya tahun belajar. Kecerdasan justru adalah "cara bertindak". Maksudnya, jika kita bertindak dengan cerdas, berarti kita pintar. Jika kita bertindak secara dungu, berarti kita bodoh, tanpa memperhitungkan tingkat dan ukuran pada tes IQ.

Tindakan cerdas adalah sesuatu yang dilakukan sehingga membuat kita mendekati apa yang sungguh kita inginkan. Tindakan bodoh adalah sesuatu yang dilakukan tapi tidak membuat kita mendekati apa yang kita inginkan atau bahkan lebih menjauhkan dari apa yang kita cita-citakan.

Ada dua hukum yang menjebak orang sepanjang waktu, dalam kehidupan pribadi, politik, dan urusan internasional. Dua hukum itu adalah Hukum Konsekuensi Tak Sengaja yang menyatakan bahwa dalam banyakn kasus sebuah tindakan atau perilaku mewujudkan hasil positif seketika, dalam jangka waktu pendek, tetapi konsekuensi jangka panjang dapat menjadi sangat negatif. Kemudian Hukum Konsekuensi Bertentangan, yaitu apa yang terjadi tatkala hasil yang tampaknya positif ternyata menimbulkan situasi yang jauh lebih buruk dibanding jika satu tindakan tidak dilakukan sama sekali.

Tindakan memikirkan jangka panjang mempertajam sudut pandang kita dan secara dramatis meningkatkan kualitas pengambilan keputusan jangka pendek kita. Oleh karena itu, tindakan memikirkan jangka panjang mengubah cara kita berpikir dan bertindak pada masa sekarang, dengan cara demikian meningkatlah kemungkinan sukses yang lebih besar di masa depan.

Singkatnya, semakin jelas kepastian yang kita miliki mengenai posisi yang kita inginkan di masa depan, semakin mudah bagi kita membuat keputusan yang benar di masa sekarang.

Orang sukses bersedia untuk berkorban, menunda kepuasan seketika di masa sekarang, dalam jangka pendek, agar bisa menikmati imbalan lebih besar di masa depan - dalam jangka panjang. Tanpa tekad dan disiplin untuk menjalani derita jangka pendek demi keuntungan jangka panjang, hanya sedikit kesuksesan yang mungkin tercapai.

Garis pembatas natara sukses dan gagal bukanlah tujuan, harapan, keinginan, dan mimpi yang baik. Melainkan memutuskan apa yang kita inginkan di setiap bidang penting dalam hidup kita lalu mengambil langkah pertama. Kita selalu dapat menemukan langkah pertama.

BAB 2 : CARA BERPIKIR LAMBAT VERSUS CARA BERPIKIR CEPAT.


Dengan tepat memfokuskan kekuatan pikiran pada target dan keinginan kita, maka kita mampu mencapai hal-hal luar biasa dan seringkali lebih cepat dari yang dikira.

Apapun yang kita lakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan. Semakin sering kita menyediakan waktu untuk berpikir dengan hati-hati mengenai masalah yang didiskusikan, semakin besar kemungkinan mereka menemukan solusi atau keputusan yang tepat. Berpikir dengan baik adalah kerja keras. Ini harus dipelajari dan dilakukan terus-menerus jika kita mau benar-benar mendalami kedalaman dari kekuatan pikiran kita.

Pentingnya untuk bersikap tenang dulu sebelum membuat satu keputusan yang dapat menimbulkan konsekuensi signifikan baik positif atau negatif dalam kehidupan atau pekerjaan kita. Salah satu cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah dengan terus-menerus bertanya "Bagaimana kita tahu ini benar?" sebelum menerima sebuah informasi sebagai dasar bagi kita untuk membuat keputusan.

Pada berbagai bidang dalam hidup kita, berpikir lambat lebih diperlukan, dan bahkan mutlak diperlukan, bilamana kita ingin membuat berbagai keputusan yang tepat untuk jangka panjang dan menghasilkan konsekuensi yang kita inginkan. Semakin penting sebuah keputusan bagi kita dalam jangka panjang, semakin penting kita untuk bersikap tenang, diam sejenak, dan hati-hati mempertimbangkan fakta dan pilihan kita.

Tatkal kita menghadapi satu masalah, kesulitan, rintangan, frustasi, atau tantangan dalam hidup kita, berdiam dirilah dan duduk dengan tenang. Begitu pertama kalinya kita melakukan ini, hampir tanpa pengecualian jawaban untuk masalah terbesar kita akan datang menghampiri kita.

Ada peraturan dalam manajemen waktu yang menyatakan "Setiap menit yang digunakan dalam perencanaan akan menghemat sepuluh menit dalam pelaksanaan". Ketika kita melihat perusahaan sukses, berarti kita melihat strategi bertindak yang sukses. Kita melihat hasil dari proses panjang untuk berpikir lambat dan hati-hati.

Untuk membantu diri kita dan orang lain agar bersikap tenang dan berpikir dengan ketepatan yang lebih baik, gunakan model GOSPA, singkata dari:
-Goals (target), Hasil yang spesifik, terukur, dalam batas wawktu tertentu yang ingin kita capai selama jangka waktu lebih lama dalam bisnis kita.
-Objectives (tujuan), target sementara yang harus kita raih untuk mencapai target utama kita.
-Strategies (strategi), Berbagai cara yang membuat kita sukses mencapai setiap tujuan.
-Priorities (prioritas), berbagai aktivitas yang lebih penting dibanding aktivitas lain dalam mencapai target dan tujuan kita. Terapkan peraturan 80/20 pada semua hal. Apa sajakah 20% tindakan terpenting yang dapat kita lakukan yang dapat menyebabkan 80% dari hasil kita?.
-dan Actions (tindakan), Apasajakah aktivitas spesifik, terukur, dan berbatas waktu yang harus kita kerjakan untuk melaksanakan strategi, mencapai tujuan, dan mewujudkan target kita?.

Dengan mempraktikkan cara berpikir lambat ketika diperlukan, kita akan mendapati diri sendiri melakukan lebih banyak hal yang tepat dan melakukan lebih sedikit hal-hal yang salah dalam perjalanan kita menuju sukses. Sukses bukan suatu kebetulan, begitu pula dengan kegagalan. Semakin hati-hati kita berpikir dan merencanakan sebelum bertindak, semakin cepat kita memegang kendali kesuksesan kita di masa depan.

BAB 3 : CARA PIKIR BERPENGALAMAN VERSUS CARA PIKIR TAK BERPENGALAMAN.

Keputusan terbaik yang kita buat hampir selalu berdasarkan perolehan informasi yang lengkap tentang masalahnya, sebelum kita mengambil tindakan. Kita "melihat sebelum melompat". Kesalahan terbesar yang kita lakukan adalah kesalahan yang dibuat ketika kita mendedikasikan waktu, uang, dan sumber daya tanpa mencari tahu dengan cukup semua yang harus diketahui terlebih dahulu.

Harold Genee mengatakan "Unsur penting dalam bisnis adalah fakta. Oleh karena itu, dapatkan fakta sesungguhnya, bukan fakta yang jelas terlihat atau fakta berdasarkan asumsi atau fakta yang mungkin diinginkan dan dipikirkan. Dapatkan fakta sesungguhnya. Fakta tidak berbohong."

Buatlah hepotisis - teori yang harus dibuktikan. Kemudian cari cara untuk menyatakan hipotesis ini salah, untuk membuktikan bahwa ide kita salah. Dan inilah yang dilakukan ilmuan. Jika kita tidak bisa membuktikan kebalikan atau hipotesis negatif dari ide kita, berarti kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesis kita benar.

Bersikap keraslah pada diri sendiri dalam berupaya menjadi orang yang berpengetahuan. Jangan membebaskan diri kita dari kesulitan atau mengajukan pertanyaan mudah kepada diri sendiri. Sebagaimana dikatakan Zig Ziglar, "Jika anda keras terhadap diri sendiri, hidup akan terasa mudah bagi anda. Namun, bilamana anda bersikeras untuk bersikap lunak terhadap diri sendiri, kehidupan akan terasa semakin keras bagi anda.

Jika kita dapat mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan, dan kita dapat menetralkan atau menghilangkan cacat tersembunyi, kita bakal membuat keputusan yang benar-benar lebih baik daripada yang lain. Semakin banyak informasi yang kita kumpulkan sebelum membuat keputusan, semakin besar kemungkinan kita untuk membuat keputusan tepat yang menyebabkan kesuksesan yang diinginkan.

Semakin banyak informasi yang kita kumpulkan dan semakin banyak pengalaman yang kita dapat, semakin baik keputusan yang kita akan buat dan semakin baik hasil yang kita akan capai.

BAB 4 : CARA PIKIR BERORIENTASI TARGET VERSUS CARA PIKIR BERORIENTASI REAKSI.

Ketegaran mental adalah tentang banyak hal dan agak sulit untuk dijelaskan. Ketegaran mental mempunyai sifat pengorbanan dan penyangkalan-diri. Selain itu, yang terpenting, ketegaran mental berkombinasi dengan keteguhan berdisiplin yang menolak untuk menyerah. Ini adalah kondisi pikiran - kita bisa menyebutnya "karakter dalam tindakan" (Vince Lombardi).

Sukses itu target, selain target semua hal lain tidaklah penting. Artinya, jika kita ingin sukses, kita harus punya target. Hanya sekitar 3% dari masyarakat yang mempunyai target yang jelas, spesifik, dan tertulis yang mereka upayakan setiap hari. Sebanyak 97% sisanya hanya memiliki harapan, mimpi, doa, dan fantasi, tapi tidak punya target. dan tragisnya, mereka tidak tahu perbedaannya.

Thomas Carlyle menulis "Orang yang tidak memiliki target tidak bisa mengalami kemajuan bahkan di atas jalan yang termudah sekalipun. Orang dengan target yang jelas mampu melaju maju dengan cepat bahkan di jalan yang paling sulit."

Barangkali cara terbaik bagi kita untuk mengembangkan cara pikir unggul "Tiga Besar" (Jelas, Fokus, dan Konsentrasi) adalah dengan mengembangkan target yang jelas untuk setiap bagian kehidupan kita.Sebesar 95% dari kesuksesan adalah mengembangkan kejelasan sejak awal. Kita harus benar-benar jelas tentang siapa kita - kekuatan kita, kelemahan kita, kemampuan dan bakat khusus kita - dan apa yang kita ingin kerjakan dengan kehidupan kita. Kemudian kita harus fokus pada satu hal dalam satu waktu, tanpa mengubah arah atau mengalihkan perhatian.

Target memungkinkan kita jauh lebih cepat mengembangkan sifat-sifat jelas, fokus, dan konsentrasi dibanding hal apapun lainnya yang dapat kita lakukan atau putuskan untuk hidup kita. Target adalah obat manjur terbaik untuk "pikiran bingung", yakni pikiran tidak jelas yang lebih jadi penyebab rasa frustasi dan kegagalan daripada faktor lain manapun.

Ada tiga faktor penting yang mempercepat tingkat perubahan dan menyebabkan kita merasa tidak mampu memgang kendali. Seringkali rencana terbaik kita terbukti salah, terkadang dalam waktu semalam akibat ada perubahan pada salah satu dari tiga bidang penting ini (h. 69):
1. Ledakan Informasi
2. pengembangan teknologi
3. Persaingan Agresif

Charles Darwin menulis, "Makhluk yang bertahan hidup bukanlah spesies yang paling kuat atau paling cerdas dari semua spesies, tetapi makhluk yang paling pandai beradaptasi terhadap perubahan."

Penentuan target membutuhkan pemikiran jangka panjang, berpikir lambat, dan berpikir berpengetahuan. Prinsip sukses yang penting adalah kita "menuliskan pemikiran". Kualitas berpikir kita sangat diperkuat oleh kualitas pertanyaan yang kita ajukan pada diri sendiri, terutama dalam hal penentuan target dan pencapaian target. Pertanyaan tersebut berupa:
1. Tentukan Apa yang Sungguh Anda Inginkan
Ingin berada diposisi mana kelak di suatu waktu di masa depan. Apa yang benar-benar, benar-benar, benar-benar kita inginkan dalam hidup kita?.

2. Apa Nilai Anda Sesungguhnya?
Apa nilai kita? apa prinsip dasar kita yang mengatur? apa sifat dan kebiasaan yang paling penting bagi kita dan paling penting bagi orang-orang yang kita sukai dan kagumi?. Nilai-nilai menentukan keyakinan, harapan, dan perilaku kita. "Kita tidak melihat apa yang kita yakini, Kita melihat apa yang telah kita putuskan untuk yakini".

Selama satu minggu tanyakan pada diri sendiri secara berulang-ulang "Apa nilai yang paling penting bagi saya dan dalam hidup?". jangan merasa puas dengan jawaban pertama, karena jawaban pertama merupakan sesuatu yang sederhana, mudah dipahami, dan mengagumkan orang lain. Namun, terus ajukan pertanyaan itu.  "Apa nilai terpenting saya dalam hidup" Kita mungkin akan terkejut atas jawaban akhir yang muncul.

3. Tiga Target Terpenting Anda
4. Tidak takut Gagal
5. Sisa Masa Hidup Enam Bulan Lagi
Bayangkan bahwa masa hidup kita tinggal enam bulan lagi, apakah yang akan kita lakuan denagn waktu enam bulan tersebut? Dengan siapa kita akan menghabiskan waktu tersebut? Apa yang ingin kita selesaikan?. Pertanyaan ini membantu kita memperjelas seperti apa nilai-nilai kita dan apa yang benar-benar penting bagi kita. "Tidak pernah ada seseorang yang di saat akhir hidupnya mengatakan ia berharap bisa menghabiskan lebih banyak waktu di kantor".

6. Merasa Penting
Apa aktivitas atau pencapaian yang selama ini paling berperan dalam membuat kita sangat bahagia hingga saat ini? Apa pekerjaan yang dapat kita lakukan dengan baik? Apa yang selama ini paling menyebabkan kebahagiaan terbesar kita? Apa yang ingin kita lakukan, sepanjang hari, bahkan seandainya tidak di bayar?.

7. Satu Target Besar
Apa satu target besar yang berani kita tetapkan bagi diri kita seandainya kita tahu kita tidak akan pernah gagal?. Rasa takut gagal adalah satu hambatan paling besar untuk sukses dan penyebab utama kegagalan dalam kehidupan orang dewasa.Bayangkan tidak ada batasan untuk kita.

Kemampuan kita untuk berpikir jernih tentang siapa diri kita dan apa yang sungguh kita inginkan adalah hal penting agar kita menjalani kehidupan yang berstandar tinggi. Mengajukan dan menjawab berbagai pertanyaan ini secara teratur akan membantu kita mengembangkan kejelasan, fokus, dan konsentasi.

Napoleon Hill pernah menulis bahwa kunci kesuksesan adalah menggunakan "Formula Kesuksesan yang teruji". Yaitu mencari tahu apa yang secara berulang-ulang dilakukan orang sukses lainnya, lalu lakukan hal-hal sama yang mereka lakukan.

Proses sederhana yang sangat berguna dalam menentukan dan mencapai target, proses yang dapat kita gunakan seketika untuk mengubah dan bahkan meningkatkan hidup kita (h. 78):
a. Putuskan Apa Tepatnya Yang Anda Inginkan.
Target sebenarnya adalah sesuatu yang jelas dan spesifik.
b. Tulis Target Anda.
Setiap target yang kita tulis, dan setiap kali menuliskannya, kita sebenarnya menuliskan dan memprogram ke dalam pikiran bawah sadar kita.
c. Tentukan Tenggat Waktu.
Tenggat waktu berfungsi sebagai "Sistem Pendorong" bagi pikiran bawah sadar kita.
d. Buat Daftar.
Tulis semua hal yang kita pikir bisa dilakukan untuk mencapai target. Termasuk orang, pengetahuan, dan sumber daya yang diperlukan. "Target apapun dapat dicapai jika kita menguraikannya menjadi bagian yang cukup kecil" (Henry Ford).
e. Atur Daftar Tersebut Menjadi Sebuah Rencana.
Cara pertama dengan mengatur daftar dengan berurutan. Cara kedua adalah dengan mengatur daftar dari yang prioritas.
f. Segera Laksanakan Rencana Anda.
Ambil langkah pertama. "Tidak akan terjadi apa-apa sampai kita bergerak.
g. Lakukan Sesuatu Setiap hari.
Lakukan sesuatu setiap hari untuk membuat kita bergerak maju ke pencapaian target kita yang paling penting, apapun target kita saat itu. Jangan lewatkan satu haripun, tujuh hari dalam satu minggu.

Mulai hari ini jadilah orang yang fokus pada target. Cara ini akan membantu kita membuka kekuatanb pikiran kita dan merangsang kreativitas kita, menyalurkan energi kita, dan memotivasi kita untuk lebih maju daripada dengan melakukan aktivitas lainnya.

BAB 5: CARA BERORIENTASI HASIL VERSUS CARA PIKIR BERORIENTASI AKTIVITAS.

Orang yang dibayar tinggi adalah orang yang paling produktif. Mereka menggunakan waktu dengan lebih baik dibanding dengan rata-rata orang. Mereka meraih hasil yang lebih banyak dan lebih baik sehingga orang bersedia membayar mereka. Mereka menggunakan lebih banyak waktu untuk melakukan lebih banyak hal yang bernilai lebih besar.

Kemampuan kita untuk menghasilkan uang adalah aset finansial kita yang paling berharga. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan dapat diandalkan, tepat waktu, dan sesuai anggaran. Semua kesuksesan di dunia kerja pada intinya adalah penyelesaian tugas.

Orang terbaik mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang lebih penting dan memiliki nilai lebih besar. Mereka mengembangkan reputasi menjadi "Orang yang selalu bisa diandalkan".

Jika kita serius untuk mendapatkan hasil, mulailah sedikit lebih awal. Bekerjalah sedikit lebih keras sepanjang hari. Tinggal di kantor sedikit lebih lama. Bekerja dengan gesit. Bergerak lebih cepat. Terus fokus pada tugas kita yang paling penting. Jangan buang-buang waktu.

Semua ajaran, buku, danb kursus tentang menejemen waktu bertujuan untuk membantu kita mengajukan dan menjwab pertanyaan "Apa pemanfaatan waktu saya yang paling berharga sekarang ini?" Kemampuan kita untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ini dengan akurat, lalu melaksanakan dengan tepat sesuai dengan cara penggunaan waktu yang paling berguna, sama atau lebih menentukan kesuksesan kita dalam karir dibanding faktor lain.

Pertanyaan paling penting yang dapat kita ajukan dan jawab dengan teratur  (h. 96).

Alat menejemen waktu yang paling berguna adalah jadwal kerja. Kita memulai dengan berbagai target atau target utama kita lalu buat daftar periksa tentang semua yang diperlukan untuk meraih target tersebut. Saat bekerja, kita mulai dengan jadwal semua yang kita ingin selesaikan hari ini. Bekerja dengan menggunakan jadwal akan meningkatkan produktivitas kita senbanyak 25-50% sejak hari pertama.

Setelah menyiapkan jadwal, rencanglah garis besar kita di hari itu, kita menentukan prioritas jadwal kita dengan tiga cara berbeda sebelum mulai bekerja. Inilah satu disiplin atau kebiasaan lain lagi yang dapat secara dramatis meningkatkan produktivitas, kinerja, dan hasil kita.

Gunakan metode ABCDE untuk menggolongkan tugas kita. Gunakan ide konsekuensi untuk setiap aktivitas. Dalam manajemen waktu, sesuatu yang penting punya konsekuensi berpotensi bahaya. Sesuatu yang tidak penting berkonsekuensi rendah atau tidak sama sekali. Artinya, berpikirlah sebelum bertindak. Metode ABCDE adalah:
A = Harus dilakukan - karena memiliki konsekuensi berpotensi yang berbahaya.
B = Sebaiknya dilakukan - Tingkat konsekuensinya di bawah A.
C = Menyenangkan untuk dilakukan - tidak ada konsekuensi jika apapun jika kita tidak melakukannya.
D = Mendelegasikan - Kita harus mendelegasikan sedapat mungkin semua tugas yang dapat dikerjakan orang lain, agar kita memiliki waktu lebih banyak untuk mengerjakan hal yang lebih penting.
E = Menghapus - berhenti melakukan semua aktivitas yang bernilai rendah atau tidak bernilai sama sekali.

Peraturannya adalah kita tidak pernah melakukan tuga B jika masih ada tugas A yang belum terselesaikan. Terapkan peraturan 70%. Jika orang lain bisa melakukan tugas ini 70% sebaik kita, delegasikan dan serahkan tugas ini kepada orang tersebut.

Salah satu alat manajemen waktu yang paling berguna dan produktif terkandung dalam "Hukum Tiga". Hukum ini menyatakan bahwa hanya tiga tugas yang kita lakukan yang akan mendatangkan 90% nilai kontribusi bagi perusahaan dan kita sendiri. Semua hal lain yang kita lakukan di luar tiga tugas tersebut hanya bernilai 10% kontribusi. Tiga Hukum tersebut adalah:

1. Jika saya hanya mampu melakukan satu hal dalam daftar ini, sepanjang hari, mana satu aktivitas yang bisa memberi kontribusi nilai tertinggi untuk perusahaan dan saya sendiri?.

2. Jika saya dapat melakukan hanya dua hal dalam daftar ini sepanjang hari, tugas mana yang bisa dijadikan nomor dua?.

3. Jika saya dapat melakukan hanya tiga hal dalam daftar ini sepanjang hari, tugas ketiga mana yang paling penting?.

Kita harus tahu jawaban untuk ketiga pertanyaan tersebut. Jika tidak tahu, kita berada dalam bahaya menyia-nyiakan waktu karena melakukan sesuatu yang bernilai rendah bahkan sesuatu yang tidak bernilai sama sekali.

Setelah kita mendapatkan tiga hal terpenting dari tugas kita, praktikkan tiga formula sederhana ini untuk membuat produktivitas dan hasil kita menjadi dua kali lipat dan tiga kali lipat:
a. Kerjakan lebih sedikit hal. Maksudnya berhenti mengerjakan hal-hal yang bernilai rendah.
b. Kerjakan lebih banyak hal penting.
c. Kerjakan tugas terpenting kita dengan waktu lebih banyak.
d. Jadilah semakin baik dalam mengerjakan setiap tugas terpenting kita.

Orang yang tidak produktif menunda banyak tugas bernilai tinggi - segelintir tugas yang dapat membuat semua perbedaan bagi perusahaan dan karir mereka. Berikut ini beberapa cara teruji untuk menghapuskan penundaan (h. 104):
1. Buat sebuah daftar segala hal yang harus dikerjakan setiap hari sebelum kita memulai.
2. Periksa tugas terpenting kita, dan buat daftar semua langkah yang dapat kita ambil untuk menyelesaikan tugas tersebut.
3. Praktikkan metode "memecah-mecah". Pecahlah satu tugas besar menjadi bagian-bagian kecil pekerjaan dan kerjakan hanya bagian kecil itu saja.
4. Coba lakukan teknik "Keju Swiss". Pilih satu bagian dari satu tugas besar, putuskan untuk menyelesaikan satu tindakan itu segera.
5. Beri hadiah untuk diri sendiri karena telah menyelesaikan satu dari bagian tugas dalam daftar kita.
6. Bekerja dalam durasi 10 menit saja. Daripada cemas akan penyelesaian seluruh tugas, tetapkan untuk bekerja dengan konsentrasi penuh selama 10 menit saja untuk dapat memulai.
7. Siapkan semua yang kita perlukan saat bekerja.
8. Terapkan peraturan 80/20 pada tugas besar. Peraturan ini menyatakan bahwa 20% pertama dari tugas sering mengandung 80% nilai seluruh tugas. Putuskan untuk melaksanakan 20 % pertama, maka kita akan menyelesaikan bagian terberat yang membuat tugas tertunda.

Kebiasaan memulai dan menyelesaikan tugas terpenting sebagai hal pertama yang dilakukan setiap pagi akan mengubah kehidupan kita. Teruslah bertanya "Apa hasil yang saya harapkan?". Apapun jawaban dari pertanyaan tersebut, mulailah melakukan satu tugas itu dengan segera dan terus mengerjakannya sampai selesai.

Mengembangkan kebiasaan ini akan dengan cepat membuat kita menempati jajaran orang paling produktif dalam bisnis dan industri tempat kita berkiprah.

BAB 6 : CARA PIKIR POSITIF VERSUS CARA PIKIR NEGATIF.

Andalah yang paling bertanggung jawab atas standart lebih tinggi daripada siapapun yang berharap dari anda. Jangan pernah mencari alasan untuk membebaskan diri sendiri dari kewajiban. Jangan pernah mengasihani diri sendiri. Bersikap keraslah terhadap diri sendiri - dan bersikap toleran terhadap orang lain (Henry Ward Beecher).

Ukuran sebenarnya dari kesuksesan dalam hidup adalah seberapa bahagia kita - sepanjang waktu. Setiap tindakan manusia bertujuan untuk mencapai kebahagiaan terbesar, terlepas dari apapun definisi kebahagiaan menurut individu itu sendiri. Emosi positif seperti cinta, kebahagiaan, kedamaian, kegembiraan, kesuksesan, dan perasaan puas karena kita telah memanfaatkan potensi diri sepenuhnya adalah tujuan setiap orang di hampir sepanjang waktu.

Hambatan terbesar antara setiap orang dan kebahagiaan yang diinginkannya adalah emosi negatif. Emosi negatif adalah sumber dari hampir semua masalah dalam kehidupan manusia. Jika kita menghapus emosi negatif, pikiran kita secara otomatis terisi dengan emosi positif. Ketika kita menghapus emosi negatif, kita menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya. Maka pekerjaan utama dalam hidup adalah menghapus berbagai emosi negatif.

Titik awal penghapusan berbagai emosi negatif adalah dengan memahami dari mana asal-usul emosi itu. Penyebab utama atau sumber emosi negatif dalam kehidupan dewasa ada beberapa penyebabnya, yaitu (h. 118):
a. Rasionalisasi.
Rasionalisasi didefinisikan sebagai "memberikan interpretasi menyenangkan pada tindakan yang sebenarnya tidak menyenangkan". Kita berusaha merasionalisasikan dan menjelaskan perilaku negatif yang menghalangi kita untuk menikmati kesuksesan dan kebahagiaan yang sungguh kita inginkan dalam hidup. Akibat dari terus-menerus merasionalisasi perilaku negatif kita, kita menjadi tidak bahagia, semakin kecewa, dan gagal membuat kemajuan dalam hidup.

b. Justifikasi.
Kita menjustifikasikan emosi negatif kepada diri sendiri, atau siapa saja yang mau mendengar, bahwa kita berhak sepenuhnya untuk merasakan emosi negatif ini karena sesuatu yang telah dilakukan orang lain, entah di mana, terhadap kita atau orang lain.

Justifikasi memungkinkan kita menciptakan berbagai alasan detail dan rumit untuk masalah dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain.

c. Mental menghakimi.
Banyak emosi negatif kita berasal dari kecenderungan kita untuk menghakimi orang lain. Ketika kita menghakimi dan menghukum orang lain, apapun alasannya, menganggap mereka bersalah, seketika itu juga kita melihat, memikirkan, dan memandang mereka dengan cara negatif. Ketika kitamenghakimi dan menghukum orang lain, sebenarnya kita menghakimi dan menghukum diri sendiri.

d. Hipersensitif.
Sebagai akibat dari berkembangnya perasaan ditolak dan dikritik di masa kecil, di masa dewasa pada umumnya orang menjadi sangat sensitif terhadap pikiran, perasaan dan perilaku orang lain. Kita merasa dikritik dan dihina padahal tidak.

Kita sangat khawatir terhadap sikap orang lain, takut mereka tidak nyaman atau tidak setuju sehingga sering tidak berdaya atau terhalangi untuk mengambil berbagai tindakan yang menjadi kepentingan terbaik kita. Hipersensitif dalam bentuk ekstrim sebenarnya dapat melumpuhkan orang dan membuat mereka tidak mampu membuat keputusan demi kepentingan terbaik mereka.

Batang emosi negatif adalah sikap menyalahkan. Mustahil mengalami emosi negatif tanpa menyalahkan orang lain atas sesuatu yang telah mereka lakukan dan tidak mereka lakukan yang tidak kita setujui. Pada saat kita berhenti menyalahkan, emosi negatif kita hilang sama sekali.

Cara untuk menghilangkan sikap menyalahkan orang lain yaitu dengan dengan memikul tanggung jawab atas situasi yang terjadi pada saat yang sama. Kesediaan kita memikul tanggung jawab akan segera menghilangkan emosi negatif yang berhubungan dengan situasi, orang, masalah, atau kesulitan. Aktifkan rasa tanggung jawab tersebut dengan mengatakan, "Saya Bertanggung Jawab".

Kunci untuk rasa harga diri, percaya diri, percaya pada kemampuan sendiri, bangga terhadap diri adalah menerima 100 persen tanggung jawab atas diri kita apa adanya dan semua yang akan terjadi pada diri kita. Begitu kita menerima tanggung jawab penuh, tanpa alasan, kita menjadi tenang, yakin, dan positif.

Ada satu bagian penting dalam menghapus emosi negatif, yakni sikap memaafkan. Setiap orang pernah disalahkan dalam hidup oelh seseorang. Kita pernah dikecewakan, dibohongi, dicurangi, disakitia, dan diperlakukan tidak adil. Untungnya, ini normal dan wajar serta merupakan bagian tak terhindarkan dalam pengalaman manusia. Lalu bagaimana kita akan menghadapi hal ini?.

Jawaban agar kita merasa bebas, kita harus membebaskan orang lain. Agar bahagia, kita harus memaafkan siapa saja yang pernah menyakiti kita dengan cara apapun. Ingat, kita memaafkan bukan untuk kepentingan orang lain. Memberi maaf adalah tindakan untuk kepentingan diri sendiri. bersikap rela memaafkan mereka berarti membuat kita lega pada saat yang sama.

Kita harus membuat lega diri sendiri dengan memaafkan diri untuk setiap kesalahan yang pernah kita buat. Sesungguhnya dalam hati nurani, kita adalah orang yang baik seutuhnya. Setiap kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu terjadi karena kita belum dewasa, tidak berpengalaman, dan kurang pemahaman atau pengetahuan. Namun, sekarang semuanya telah lewat dan berlalu. Semuanya adalah masa lalu. Biarkan semuanya berlalu, dan lanutkan hidup kita.

Jika ingin menjadi orang yang positif seutuhnya, tugas utama kita dalam hidup adalah membiarkan masa lalu berlalu dan berjalan maju menyongsong masa depan. JADILAH ORANG YANG POSITIF SEUTUHNYA. Pikirkan hal-hal yang yang kita butuhkan dan inginkan. Pikirkan ke mana kita akan pergi dan apa yang dapat tercapai. Pikirkan betapa luar biasanya diri kita dan semua yang bisa kita raih kelak.

Ada hubungan langsung antara kesediaan untuk bertanggung jawab, rasa pengendalian, dan emosi mental positif. Semakin bersedia bertanggung jawab dan merasa mengendalikan hidup kita, kita semakin merasa positif dalam memandang diri dan dunia.

Bila mana kita memiliki berbagai jenis pikiran negatif, segera singkirkan itu dengan mengatakan "Saya Bertanggung Jawab!" lakukan ini terus-menerus sampai jadi terasa otomatis dan mudah. Bersedia menerima tanggung jawab adalah ciri seorang pemimpin, orang yang berprestasi, dan orang yang mengaktualisasi diri.

BAB 7 : CARA PIKIR FLEKSIBEL VERSUS CARA PIKIR KAKU.

Individu yang ingin menggapai posisi teratas dalam bisnis harus menghargai kekuatan dan pengaruh kuat dari kebiasaan. Ia harus cepat menghilangkan berbagai kebiasaan yang dapat menghancurkan dirinya - dan segera membiasakan diri dengan latihan-latihan yang akan menjadi kebiasaan yang membantunya mencapai kesuksesan sesuai keinginannya. (J. Paul Getty).

Kualitas terpenting yang dibutuhkan untuk kesuksesan bisnis pada abad ke 21 ini adalah "fleksibilitas". Fleksibilitas adalah kemampuan untuk bereaksi dan merespon dengan cepat terhadap tingkat perubahan yang makin cepat dalam semua bidang. Pengembangan fleksibilitas ini, yakni menerima bahwa "jawabannya telah berubah", akan memberi keuntungan besar kepada individu atau organisasi dalam mengalahkan pesaing yang lebih kaku dan tidak fleksibel.

Tiga musuh perubahan dan fleksibilitas harus dilawan langsung.
1. Musuh yang paling utama dan yang paling buruk adalah "Zona Nyaman". Dalam buku yang berjudul Leaders, Warren Bennis menggambarkan bagaimana orang terbaik dalam penelitiannya melawan daya tarik zona nyaman dengan cara menetapkan target yang semakin tinggi bagi diri sendiri dan organisasi mereka, target yang tidak akan mungkin tercapai tanpa perubahan besar dan peningkatan kualitas diri.

2. Ketakutan khususnya ketakutan akan kegagalan.
3. Merasa tidak mampu berubah.
Orang yang bertanggung jawab tahu bahwa perubahan itu penting, tetapi mereka merasa tidak berdaya, terjebak dalam kompleksitas situasi saat ini dan tidak mampu berubah. merasa tak berdaya adalah ungkapan dari kata "Saya tak bisa".

Winston Churchill mengatakan "Jika anda tidak berjuang ketika ada peluang untuk menang, tak lama lagi anda harus berjuang ketika tidak ada peluang sama sekali." Peraturannya adalah kita melakukan perubahan selagi bisa, bukan karena kita harus melakukannya atau tidak ada pilihan lain.

Alat terampuh diberbagai bidang untuk mengubah sudut pandang kita dan mengembangkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi adalah "pikiran berbasis nol". Dalam pikiran berbasis nol, kita mengajukan pertanyaan tajam, "Apakah ada sesuatu yang kita lakukan hari ini setelah mengetahui dari apa yang kita tahu sekarang, kita sebaiknya tidak memulainya lagi jika kita harus mengulang satu pekerjaan dari awal?".

Untuk mengembangkan tingkat fleksibilitas yang tinggi, untuk berkinerja dengan kemampuan terbaik, kita harus siap-siap untuk membuat tiga pertanyaan dari eksekutif hebat sebagai berikut:
a. Mengakui kita tidak sempurna.
Perhatikan situasi kita, khususnya hal-hal yang membuat kita stress, kecewa, atau tidak bahagia, kemudian bersedialah mengakui bahwa kita salah. Setelah mengakui bahwa kita salah dan mengambil tindakan untuk memperbaiki situasinya, stres kita akan lenyap seketika.

Inti menariknya, ketika kita mengidentifikasi sebuah situasi yang kita tidak ingin terlibat lagi di dalamnya saat ini, setelah mengetahui apa yang kita ketahui sekarang, sudah terlambat untuk menyelamatkan situasi atau orangnya. Itu sudah berlalu. Hanya satu hal yang harus ditanyakan sekarang, "Berapa banyak waktu, uang yang hilang, serta kesulitan dan kesakitan yang harus diderita sebelum kita mengaku salah?, kemudian ambil tindakan apa saja yang diperlukan untuk memperbaiki situasinya?.

b. Mengakui anda berbuat kesalahan.
Jadilah orang yang lebih baik dari kebanyakan orang dan cepat mengakui, "Saya salah, saya berbuat kesalahan." Kemudian perbaiki situasinya secepat mungkin.

c. Mengubah pikiran anda
Merubah pikiran ketika kita mendapat informasi baru adalah ciri dari keberanian, karakter, dan fleksibilitas, bukannya ciri kelemahan.

Semakin kita siap mengucapkan kata "Saya salah, saya telah berbuat kesalahan, saya berubah pikiran", maka kita semakin baik dalam berpikir dan semakin dihargai oleh orang di sekitar kita. Jangan menginvestasikan waktu lebih banyak lagi di sebuah bidang ketika dalam hati kita tahu bahwa itu bukan pemanfaatan terbaik dari waktu dan upaya kita.

Butuh karakter luar biasa untuk mampu menghadapi realitas dari situasi atau hubungan yang gagal serta mengakui bahwa kita telah salah, kita membuat satu kesalahan, dan kita berubah pikiran. Namun, semakin sering kita melaksanakan pikiran berbasis nol, kita menjadi semakin fleksibel.

~Tujuh Pengulangan Pemikiran Superior~
Ada tujuh alat yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kecerdasan mental kita (h. 154):
1. Berpikir Ulang.
Seringkali kita mendapati ternyata apa yang dilakukan bukanlah hal yang benar untuk dilakukan, atau tidak sepenting seperti biasanya. Kita mungkin mendapati bahwa cara yang kita coba lakukan tidak berhasil. Dengan mempertanyakan apakah mungkin ada satu cara yang lebih baik, Kita membuka pikiran pada sejumlah kemungkinan yang tak terhitung, karena selalu ada cara yang lebih baik.

Tanyakan pada diri sendiri tiga pertanyaan berikut:
- Apa yang sedang saya coba lakukan?
- bagaimana saya coba melakukannya?
- Mungkinkah ada satu cara yang lebih baik?

2. Mengevaluasi Ulang.
Berlatih melakukan pikiran berbasis nol, dan pertimbangkan kemungkinan melakukan berbagai hal dengan cara yang sama sekali berbeda.

3. Mengatur Ulang.
Mencari berbagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari aktivitas bisnis kita dengan mengubah posisi orang dan sumberdaya serta menggunakan tenaga mereka secara efektif dengan cara berbeda.

4. Menyusun Ulang Struktur Organisasi.
Ini berimplikasi memindahkan orang dan sumber daya kita ke dalam 20% aktivitas yang mendatangkan 80% hasil untuk kita.

5. Merekayasa Ulang.
Secara kontinu mencari banyak cara untuk mempermudah pekerjaan dan kehidupan kita dengan cara mendelegasikan, emngalihdayakan, mengurangi, atau menghapus aktivitas tertentu.

6. Menemukan Ulang Cara Baru.
Secara kontinu membayangkan apa yang ingin kita lakukan secara berbeda seandainya kita memulai ulang dari awal lagi hari ini.

7. Kembali Memegang Kendali.
Ini mewajibkan kita mengambil langkah spesifik dalam pekerjaan dan bisnis kita berdasarkan jawaban kita terhadap pertanyaan sebelumnya pada 6 pengulangan pemikiran superior/unggul sebelumnya.
-Apa satu tundakan yang akan segera kita ambil berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas personal kita?

Dalam banyak kasus, bayangkan kita tidak punya batasan. Bayangkan kita memiliki waktu dan uang tak terbatas, punya bakat dan kemampuan tak terbatas, punya banyak teman dan relasi, punya semua sumber daya yang dibutuhkan, atau memiliki apasaja dalam bisnis atau kehidupan pribadi kita.

Tugas utama kita adalah benar-benar mengetahui jelas tentang hal yang benar, hal terbaik, melakukannya, lalu berkomitmen sepenuh hati pada arah tindak baru.

BAB 8 : CARA PIKIR KREATIF VERSUS CARA MIKIR MEKANIS.

Imajinasi sesungguhnya adalah bengkel tempat pembentukan semua rencana yang diciptakan manusia. (Napoleon Hill).

Pemikir kreatif menguasai dunia! mereka secara kontinu mencari cara yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah agar berhasil menyelesaikan target yang penting bagi orang lain. Mereka menerapkan prinsip CANEI (Continuous and Never - Ending Improvment) atau Melakukan perbaikan terus-menerus dan tidak pernah berhenti.

Sedangkan berpikir mekanis cenderung kaku dan tidak fleksibel. Cara berpikir ini bermakna "Setuju dengan pendapat saya atau anda harus pergi". Berpikir mekanis bersumber dari rasa takut gagal atau takut membuat kesalahan dan kehilangan waktu, uang, dan keduanya. Cara pikir ini dipicu oleh takut dikritik atau tidak disetujui, takut mencoba sesuatu yang tidak berhasil.

kreativitas adalah indikator atau alat prediksi terbaik untuk kesuksesan dalam hidup atau pekerjaan. Semakin kita kreatif, semakin banyak dan semakin baik ide muncul dipikiran kita untuk meningkatkan kualitas hidup, pekerjaan, dan segala hal diseputar kita. Bagaimana kita mengenali kreativitas?. Orang kreatif mempunyai sifat ingin tahu. Mereka punya banyak pertanyaan dan tidak pernah puas.

Orang genius mengembangkan tiga kualitas secara berangsur-angsur:
a. Tetap Berpikiran Terbuka.
Orang genius menghadapi setiap masalah atau situasi dengan pikiran terbuka, hampir seperti perilaku anak-anak dalam hal eksplorasi dan penemuan. Semakin terbuka oikiran kita terhadap berbagai pendekatan yang sama sekali berbeda dan baru untuk situasi apapun dalam hidup, semakin besar kemungkinan kita memperoleh wawasan dan ide yang membawa kita keluar dari zona nyaman.

b. Para genius secara hati-hati mempertimbangkan setiap aspek masalah, menolak untuk langsung menyimpulkan, dan sebaliknya mengumpulkan lebih banyak data. Mereka menguji ndan memeriksa keabsahan kesimpulan sementara pada setiap tahap. Mereka tidak tergesa-gesa memberikan penilaian. Mereka selalu menerima kemungkinan bahwa mungkin saja mereka salah, atau bahwa ide mereka tidak bagus.

c. Orang genius di berbagai bidang menggunakan pendekatan sistematis untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Metode penyelesaian masalah yang sistematis adalah:
Langkah Satu : Definisikan masalah atau target secara jelas. tertulis, di atas kertas dihadapan kita.

Langkah Kedua : Begitu kita mendefinisikan masalah atau target dengan jelas, ajukan pertanyaan, "Hal lain apalagi yang jadi masalah?.

Hati-hati dengan masalah apapun yang hanya punya satu definisi. Buat definisi dan definisikan berulang-ulang masalah dengan beberapa cara berbeda untuk membuatnya lebih mudah ditangani dengan solusi yang benar. Karena justru mungkin saja ternyata masalah tersebut malah dianggap peluang, bukan kesulitan sama sekali.

Apapun definisi masalah yang kita tetapkan, ini akan menentukan arah solusi. Jika definisi masalah tidak benar, solusi kita tidak akan berhasil betapapun cemerlangnya solusi tersebut.

Langkah Ketiga : Kita bertanya "Apa solusi untuk masalah saya?" Apapun jawaban kita lanjutkan dengan pertanyaan "Solusi apalagi untuk masalah saya?"

Langkah Keempat : Begitu kita telah mengembangkan berbagai variasi solusi yang mungkin, kita harus mempersempitnya dan membuat keputusan.

Langkah Kelima : Tentukan bagaimana kita akan mengukur kesuksesan atas keputusan kita. Tentukan ukuran dan patokan yang jelas. Deskripsikan dalam angka hasil yang kita inginkan.

Langkah Keenam : Serahkan tanggung jawab atas proyek, tugas, atau subtugas kepada orang atau orang-orang tertentu.

Langkah Ketujuh : Tetapkan tenggat waktu dan subtenggat waktu untuk penyelesaian. Semakin penting hasil potensial, semakin sering dan semakin akurat kita harus mengatur dan mengukur kemajuan. Periksa apa yang kita harapkan. Apa yang telah diperiksa, kerjakan sampai tuntas.

Langkah Kedelapan : Buat rencana B atau rencana darurat atau alternatif jika solusi pertama tidak berhasil. bagaimana kita dapat meminimalkan kemungkinan gagal? Bagaimana kita dapat memaksimalkan kemungkinan sukses? Apa yang akan Kita lakukan jika solusi tidak berhasil?.

Langkah Kesembilan : Ambil tindakan berdasarkan ide. Bergerak cepat. Kembangkan rasa terdesak. Lakukan sesuatu. Lakukan apa saja. Namun, lanjutkan upaya itu, secepat mungkin.

Gunakan metode sistematis penyelesaian masalah ini untuk setiap masalah atau hambatan yang dihadapi bisnis kita, dengan mendisiplinkan diri kita untuk mengikuti resep unggul. Kita akan terkejut karena gembira melihat hasilnya.

Ciri sejati dari kecerdasan dan kreativitas kita adalah kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Sebenarnya, orang sukses memikirkan solusi hampir sepanjang waktu. mereka memikirkan cara menyelesaikan masalah atau menyingkirkan rintangan dan tindakan apa yang dapat dilakukan segera untuk memperbaiki situasinya.

Orang tidak sukses memikirkan masalah sepanjang waktu. mereka memikirkan masalah dan siapa yang akan disalahkan. Mereka membiarkan diri sendiri menjadi marah dan kesal akibat masalah yang terjadi atau rintangan yang muncul.

Kejelasan, fokus, dan konsentrasi memungkinkan kita mengeluarkan semua kemampuan berpikir kita untuk bertanggung jawab atas penyelesaian masalah atau pencapaian satu target besar.

Kecenderungan alami dari kebanyakan orang adalah menyalahkan faktor eksternal dan orang lain atas masalah mereka. Ciri khas pemikir unggul adalah mereka menerima tanggung jawab penuh atas setiap masalah atau kesulitan dan kemudian mereka melihat ke dalam diri apa yang membuat macet laju kerja mereka dalam upaya mencapai target yang mereka inginkan.

Di banyak situasi dalam bisnis dan kehidupan personal kita, apa yang kita butuhkan untuk sukses hanyalah "Kemauan yang kuat untuk membuatnya terlaksana." Joel Weldon terkenal dengan ucapannya "Sukses datang karena kata bisa, bukan karena kata tidak bisa".

BAB 9 : CARA PIKIR BERSIFAT ENTREPENEUR VERSUS CARA PIKIR BERSIFAT KORPORAT.

Cara pikir yang bersifat enterpreneir berarti fokus pada pelanggan setiap waktu, memikirkan pelanggan secara kontinu. Tom peters menulis dalam buku In Search of Excellence bahwa satu kualitas paling penting dari bisnis yang sukses adalah "Terobsesi dengan layanan pelanggan".

Berbeda dengan cara pikir korporat yang memandang konsumen tanpa rasa tertarik atau sebagai sumber masalah yang selalu mengeluh atau meminta sesuatu yang baru atau berbeda. Orang-orang yang berpola pikir korporat sibuk melakukan pekerjaan mereka, menyenangkan atasan mereka, mengikuti peraturan, dan melakukan seminimal mungkin yang diperlukan untuk menghindari dipecat.

Kunci kesuksean suatu bisnis adalah tingkat penjualan yang tinggi. Penyebab kegagalan bisnis adalah tingkat penjualan yang rendah. Semua hal lainnya tidaklah penting. Pelaku bisnis yang sukses mempunyai kualitas tertentu, karakteristik, dan disiplin yang memungkinkan merekauntuk mencapai jauh lebih banyak hasil dari pada rata-rata orang.

Ada tiga pertanyaan dasar yang perlu kita ajukan dan jawab sepanjang waktu, terutama ketika kita menghadapi perubahan secara cepat dalam pengetahuan, teknologi, dan persaingan:
1. Bisnis apa sebenarnya yang kita lakukan?, Definisikan bisnis kita dalam hal bagaimana kita melayani konsumen, apa perubahan atau peningkatan yang diakibatkan oleh produk kita dalam kehidupan dan pekerjaan konsumen kita.

Cobalah menggambarkan bisnis kita dalam hal perubahan atau perbaikan positif dalam kehidupan konsumen yang diakibatkan oleh produk atau layanan kita tanpa menyebut perusahaan, produk, dan layanan kita. Ini bisa jadi tantangan yang sebenarnya saat pertama kali kita mencobanya.

Orang bertipe korporat mengatakan "Saya menjual mobil". Sedangkan orang bertipe enterpreneur mengatakan "Saya memungkinkan orang untuk berkendara ke mana saja dengan aman dan nyaman."

2. Dibidang apa yang dapat kita kerjakan dengan sangat baik?, Apa bidang keunggulan kita dibanding pesaing kita terkait dengan apa yang diinginkan dan diperlukan oleh konsumen ideal kita serta mereka bersedia membelinya?. Pemikiran yang bersifat enterpreneur berfokus pada pengembangan dan terjaganya keunggulan kompetitif yang bermakna dalam pasar yang bersaing.

3. Apa model bisnis kita?. Bagaimana kita tahu kita punya model bisnis yang tepat untuk bisnis kita?, standar termudah untuk mengetahuinya adalah penjualan dan keuntungan kita meningkat stabil dan bisa diprediksi.

Jika penjualan bisnis kita tidak bisa diprediksi atau tidak konsisten, stabil tapi tidak ada peningkatan, atau lebih buruk lagi mengalami penurunan, bisa jadi disebabkan oleh model bisnis yang tidak bisa digunakan lagi. Jika demikian kondisinya, dan kita tetap tidak mengubah model bisnis kita, tak lama lagi bisnis kita akan mati.

Pemikiran yang bersifat enterpreneur mewajibkan kita untuk secara kontinu mengkaji dan mengevaluasi unsur penting dari modal bisnis kita, yaitu (H. 195).

Enterpreneur menggunakan cara pikir berbasis nol secara kontinu disetiap bidang. Mereka mengajukan pertanyaan "Adakah sesuatu yang kami lakukan yang berdasarkan pemahaman dari apa yang kami ketahui sekarang, kami tidak ingin menjalani atau memulainya hari ini?."

Enterpreneur lebih memperhatikan apa yang benar daripada siapa yang benar. Mereka menjauhkan ego mereka.

BAB 10 : CARA PIKIR KAYA VERSUS CARA PIKIR MISKIN.

Pikiran adalah sumber asli dari semua kekayaan, semua kesuksesan, semua perolehan materi, semua penemuan dan semua ciptaan baru, serta semua pencapaian. (Claude M. Bristol).

Hukum korespondensi berlaku untuk setiap orang sepanjang waktu dalam semua kondisi. Hukum tersebut menyatakan bahwa dunia luar adalah refleksi dari dunia dalam diri kita. Segala sesuatu bergerak dari dalam ke luar. Kita tidak dapat mencapai sesuatu di luar sebelum kita mencapainya terlebih dahulu dalam diri kita. Agar menjadi kaya raya di luar, kita harus berpikir seperti orang kaya dalam diri kita. Tidak ada jalan lain.

Orang miskin berpikir seperti orang miskin. Mereka memiliki keyakinan yang membatasi diri yang menghalangi mereka untuk maju dan menghentikan mereka bahkan hanya untuk mencoba.

Menurut hukum sebab akibat, jika kita berpikir dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan orang kaya, kita akan segera mendapatkan hasil yang sama seperti mereka. Penulis buku Og Mandino pernah berkata kepada saya "Tidak ada yang namanya rahasia sukses. Hanya ada kebenaran abadi dan prinsip universal yang sejak dulu telah ditemukan dan ditemukan kembali sepanjang sejarah manusia. Anda hanya perlu belajar dan melaksanakannya untuk menikmati semua kesuksesan yang dapat anda dambakan".

Ada tujuh alasan mengapa orang tidak menjadi kaya:
1. Tidak Pernah Terpikir Oleh Mereka.
Mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka bisa menjadi kaya seperti yang pernah dicapai oleh jutaan orang lain sebelum mereka.

2. Mereka Tidak Pernah Memutuskan Untuk Melakukannya.
Banyak orang yang ingin, berharap, bermimpi, dan berfantasi betapa kehidupan mereka akan berbeda jika memiliki banyak uang. Namun, mereka tidak pernah mengambil keputusan penting yang tegas untuk menjadi kaya raya.

3. Mereka Menunda.
Seandainya terpikir oleh mereka untuk menjadi kaya dan memutuskan untuk menjadi orang kaya, mereka tidak pernah memulainya, mereka menunda. Mereka menjadi berkhayal "Suatu saat saya akan kaya". Salah satu rahasia besar besar kesuksesan adalah kita "mengizinkan diri sendiri untuk beranjak dari pulau fantasi!". Berhenti mencari alasan dan mulai membuat kemajuan.

4. Mereka Takut Gagal.
Mereka dilumpuhkan oleh bayangan kegagalan, yang membuat mereka tidak mengambil tindakan sama sekali.

5. Mereka Takut Dikritik dan Tidak Disetujui.
Banyak orang berpikir bahwa jika mereka menetapkan target agar keuangan mereka sendiri menjadi lebih baik, orang diseputar mereka akan mengejek dan mengkritik mereka. Karena takut tidak disetujui oleh orang lain, mereka sering tidak berusaha sama sekali.

Solusinya, ketika kita memutuskan untuk menjadi kaya raya, jangan ceritakan kepada siapapun. Rahasiakan hal ini. Bekerjalah mengejar target kitra secara diam-diam, dan hanya menceritakan kepada orang ketika mereka melihat perbaikan dalam hidup kita dan bertanya bagaimana kita berhasil melakukannya.

6. Mereka Berhenti Belajar dan Berkembang.
Agar dapat mencapai sesuatu yang belum pernah dicapai sebelumnya, kita harus belajar dan melaksanakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Abraham Lincoln pernah berkata "Saya akan belajar dan mempersiapkan diri maka suatu hari peluang saya akan datang."

7. Mereka Kurang Gigih.
Sebagian besar orang tidak bertahan cukup lama untuk mencapai kesuksesan. Orang yang akan sukses akan memberi tahu kita bahwa penyebab utama kesuksesan mereka adalah mereka menolak untuk berhenti. mereka tidak mau menyerah meskipun keadaannya menjadi sulit. Mereka dengan gigih bertahan terus-menerus, tahun demi tahun, bahkan ketika menghadapi kebangkrutan total dan kehancuran finansial. Mereka tidak pernah berhenti.

Kegigihan da kebulatan tekad adalah jaminan terpenting bahwa kita akan meraih seluruh target finansial kita.

Untungnya, setiap hambatan terhadap kesuksesan finansial ini dapat diatasi melalui belajar dan latihan. Setiap rintangan ini dapat diubah menjadi batu pijakan menuju kesuksesan ketika kita belajar berpikir dengan cara orang kaya berpikir.

Tindakan kita yang terlihat diluar selalu sesuai dengan cara yang kita benar-benar yakini dalam diri, dan jika kita melakukannya, kita akan segera mendapatka hasil dan akibat yang sama sebagaimana diperoleh orang yang meyakini hal yang sama. Ahli psikologoi menyebutnya "konsep diri". Konsep diri adalah cara kita berpikir, sejumlah keyakinan kita tentang diri sendiri.

Semua perbaikan hasil dan penampilan luar dimulai dari perbaikan dalam konsep diri kita. Ketika dalam diri kita mulai berpikir tentang diri sendiri dengan cara positif, konstruktif, dan sukses secara finansial, berarti kita mulai terlihat bertindak sesuai dengan keyakinan ini sampai akhirnya keyakinan tersebut terwujud menjadi realitas kita.

Dalam ungkapan yang paling sederhana, orang kaya punya kebiasaan kaya, dan orang miskin punya kebiasaan miskin. Orang kaya berpikir cerdik dan mewah dalam setiap bidang kehidupan mereka. Jim Rohn pernah berkat "Satu hal yang penting bukanlah menjadi jutawan. Anda harus jadi orang seperti apa agar menjadi seorang jutawan, inilah yang lebih penting. Jadi, seandainya pun anda kehilangan semua uang, anda bisa memperolehnya lagi karena sekarang anda orang yang tahu cara menghasilkan uang seperti apa.

Alam itu netral. Alam bagaikan patung keadilan dengan mata yang ditutup. Alam tidak punya favorit, tidak memihak. Goethe mengatakan "Alam tidak memahami lelucon; ia selalu setia, senantiasa serius, selalu tagas; ia selalu benar, lalu kesalahan dan kegagalan selalu milik manusia. Manusia yang tidak mampu menghargainya ia pandang rendah; hanya kepada yang cerdas, bermoral baik, dan setia, ia menerima pasrah, dan mengungkapkan rahasianya.

Orang kaya selalu mencari cara untuk menciptakan nilai, untuk mengembangkan serta membuat produk dan layanan yang memperkaya dan meningkatkan kehidupan dan pekerjaan orang lain. Mereka selalu bersedia untuk memberi sebelum mereka menerima.Mereka tidak percaya uang yang diperoleh dengan mudah atau sesuatu yang didapat tanpa memberi apa pun.

Orang miskin tidak memiliki pemahaman fundamental itu, hubungan langsung antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka terima. Mereka selalu berupaya mendapat sesuatu tanpa memberi atau memberi sesedikit mungkin. Mereka ingin sukses tanpa pencapaian, kaya tanpa bekerja, uang tanpa usaha, dan terkenal tanpa bakat.

Salah satu rahasia besar untuk menjadi kaya adalah melakukan lebih dari yang diharapkan. Rela dan bersedia memberi jauh lebih banyak daripada yang kita terima. Kita perlu berupaya lebih dari rata-rata orang jika ingin menjadi yang terbaik.

Hampir 95% dari segala hal yang kita lakukan ditentukan oleh kebiasaan kita, berpikir terlebih dahulu lalu bertindak. Orang sukses memilikikebiasaan bagus yang mengarah menuju kehidupan yang bahagia, produktif, dan sukses secara finansial. Untungnya, semua kebiasaan dapat dipelajari dengan latihan-latihan dan pengulangan terus-menerus.

Kebiasaan dibentuk dengan strategi tujuh langkah (h. 222):
1. Berjuang mengembangkan hanya satu kebiasaan pada satu waktu. Jangan terburur-buru, pelan-pelan saja. Karena perlu waktu 20-30 hari pengulangan untuk mengembangkan kebiasaan baru.

2. Masukkan data baru: Putuskan kebiasaan yang dapat sangat berguna jika kita mengembangkannya. Pikirkan baik-baik kebiasaan baru ini.

3. Tegaskan pada diri sendiri bahwa kita sudah mempunyai kebiasaan ini. Ucapan yang paling efektif adalah ucapan yang kita katakan pada diri sendiri dan kita yakini.

4. Bayangkan diri kita saat kita akan melakukan kebiasaan baru ini. Ingat "Gambaran pribadi yang kita lihat adalah pribadi seperti apa kita nanti". Semua perbaikan dalam kinerja kita dimuali dengan perubahan dalam gambar mental diri kita bertindak dengan cara tertentu. Apa yang selalu kita lakukan mencerminkan apa yang dilihat diri kita sendiri lakukan di dalam diri.

5. Bersikaplah seolah-olah kita sudah punya kebiasaan baru tersebut. William James menegaskan "Jika anda belum memiliki kebiasaan yang anda inginkan, bersikaplah seolah-olah sudah mempunyai kebiasaan ini dalam setiap aspek, maka sikap ini sendiri dengan segera akan membentuk keyakinan yang sebenarnya".

6. Jangan ada pengecualian. Begitu kita menetapkan sebuah kebiasaan, jangan pernah melemah sampai kebiasaan baru menjadi permanen. Jangan merasionalkan perilaku yang tidak berguna. Jangan melakukan pembenaran atau mencari-cari alasan untuk tidak terus melakukan apa yang kita telah tetapkan akan dilakukan. Ini sikap orang miskin.

7. Jika kita "terjatuh", segera bangkit kembali. Jika kita kembali ke kebiasaan lama, yang memang akan kita alami, segeralah sadar dan mulai bertindak sesuai dengan kebiasaan baru yang telah kita putuskan untuk dikembangkan.

Jangan berharap kita berhasil menjalankan kebiasaan baru itu dengan baik pertama kalinya, atau bahkan beberapa kesempatan pertama kalinya, atau bahkan beberapa kesempatan pertama. Bersabarlah dan bertekunlah.

Orang yang sukses adalah orang yang bekerja keras dan mendisiplinkan diri,  mencintai pekerjaannya, tidak membuang-buang waktu, berorientasi pada target, menggunakan waktu mereka dengan baik, selalu mempelajari ide baru, mempunyai rasa ingin tahu yang tak terpuaskan, memperhatikan fisik dan energinya, oalahraga cukup, bersedia mengambil risiko yang terukur, menjalin hubungan kerja secara kontinu, bergabung dalam perkumpulan bisnis, fokus dan konsentrasi pada kinerja prima, dan dapat diandalkan.

Earl Nightingale mengatakan "Sebelum kita dapat memiliki sesuatu yang lebih dan berbeda, Anda harus menjadi seseorang yang lebih dan berbeda". Menurut hukum upaya tak langsung, ketika kita berfokus penuh pada upaya mengembangkan gaya berpikir orang kaya dan menirukan berbagai perilaku yang mereka praktikkan setiap hari, kita sendiri akan segera menjadi orang kaya, baik dalam diri kita maupun yang terlihati di luar dalam diri kita.

RINGKASAN.

Sukses bukan suatu kebetulan, begitu juga kegagalan. Kita berada di posisi sekarang dan menjadi apa kita sekarang itu adalah akibat dari diri kita sendiri,  akibat cara berpikir dan perilaku kita sendiri. Jika kita ingin masa depan kita lebih baik dalam suatu bidang, kita harus berubah terlebih dahulu dan memperbaiki cara pikir kita. Kita harus membuat pilihan baru dan membuat keputusan lebih baik.
Semoga Sukses!

Terima kasih telahg membaca, semoga bermanfaat.
01-04-2021

Komentar