Rangkuman "Don't Follow Your Passion" Karya Cal Newport
Kita sudah tentu pernah mendengar ungkapan "ikutilah passion-mu" atau "ikutilah apa yang kamu cintai". Namun apakah ungkapan itu sudah tepat? terkadang, ungkapan tersebut justru membuat banyak orang bingung akan passion yang mana yang harus diikuti. Buku ini akan menjawab pertanyaan "apakah mengikuti passion merupakan pilihan yang tepat atau sebetulnya yang harus kita laukan adalah meningkatkan kemampuan kita agar kita bisa mencintai pekerjaan kita?.
PERATURAN PERTAMA #1 : JANGAN IKUTI PASSION ANDA.
BAB 1 (Passion Steve Jobs)
Pada tahun 2005, Steve Jobs berpidato di hadapan wisudawan Universitas Stanford. Dia mengatakan:
"Kalian harus menemukan apa yang kalian cintai... satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah dengan mencintai apa yang kalian lakukan. Jika kalian belum menemukannya, teruslah cari. Jangan berpuas diri".
Sebagaimana ditulis dalam buku "Steve Jobs: The Journey is the Reward" Karya Jeffrey S. Young, Pada masa hidupnya Steve Jobs bukanlah orang yang sangat menyukai teknologi. Akan tetapi ia menekuni bidang teknologi karena bisa memperoleh uang dalam waktu yang singkat. Hingga akhirnya dia berhenti kuliah dan membangun perusahaan barunya yang bernama Microsoft.
Dengan kata lain, Perusahaan yang dibangun oleh Steve Jobs tidaklah lahir dari Passion, akan tetapi lahir dari peluang yang bagus. Karena ada peluang yang bagus tersebut, ia menjadi bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Saran "ikutilah passion-mu bukanlah saran yang berguna.
BAB 2 (Passion itu Langka)
Kita perlu untuk mengejar impian kita, akan tetapi semua ada tahapannya dan perlu waktu untuk mahir dalam bidang yang kita tekuni. Kuncinya, paksa diri dengan melakukannya hingga keahlian itu muncul, dan bisa jadi itu merupakan fase terberatnya.
Sulit untuk memprediksikan di awal apa yang pada akhirnya kita cintai. Andrew Steele seorang ahli astrobiologi, kurang setuju dengan sistem-sistem yang menyebutkan bahwa sekaranglah saatnya kita harus memutuskan apa yang akan kita lakukan. Dengan kata lain passion akan muncul seiring berjalannya waktu saat kita melakukan pekerjaan. Orang-orang terbutu-buru menjalani hidup mereka dan itu menyedihkan.
~~~
Seringkali, karir yang cemerlang mengalami awal yang rumit. Dan pada akhirnya, ide sederhana bahwa kita harus mengikuti passion adalah menjadi tidak berdasar.
~~~
Robert J. Vallerand yang merupakan seorang psikologi asal Kanada, pada tahun 2002 memimpin suatu riset pada 539 mahasiswa di Kanada. Dalam riset tersebut mahasiswa ditanya dua pertanyaan: "Apakah mereka memiliki passion?" dan "Jika memiliki apa saja?". Pada riset tersebut, 84% memiliki passion. Ada lima passion yang paling banyak diminati oleh mereka, yaitu bermain hoki, bermain ski, membaca, dan berenang.
Setidaknya dari lima passion tersebut hanya 4% yang berkaitan dengan tujuan pekerjaan atau pendidikan. Sedangkan 96% hanya menggambarkan minat berdasarkan hobi. Artinya, sebagian besar dari para mahasiswa itu nantinya akan membutuhkan strategi berbeda dalam memilih karir mereka.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amy Wrzesniewski yang merupakan seorang profesor perilaku organisai di Universitas Yale kepada para pegawai, menemukan hasil bahwa para pegawai yang bahagia dan bersemangat dalam kerjanya bukanlah mereka yang mengikuti passion-nya melainkan mereka yang akhirnya menguasai bidang pekerjaan mereka. Semakin dia berpengalaman, semakin besar pula kemungkinan dia mencintai pekerjaanya.
"Bekerja dengan tepat lebih baik daripada menemukan pekerjaan yang tepat"
BAB 3 (Passion itu Berbahaya)
Kekuatan mengikuti passion seringkali kita lihat pada orang-orang yang memang berbakat seperti pemain bisbol yang telah menyukai bisbol sejak lama. Namun sayangnya, mengikuti passion tidak berlaku bagi semua orang, terutama mereka yang tidak memiliki bakat.
Abby Wilner menulis dalam bukunya yang berjudul "Quarterlife Crisis; The Unique Challenges of Life in Your Twenties", mengenai testimoni generasi muda berusia 20 tahunan yang merasa tidak bahagia dan teromabng-ambing di dunia kerja. Seperti kisah Scott pemuda berusia 27 tahun asal Washington D. C yang lelah untuk menemukan pekerjaan atau karir yang menarik bagi dirinya dan ia selalu merasa tidak puas dengan pekerjaanya.
Begitu juga kisah Elaine, dia mengatakan "Saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan, bahkan saya tidak menyadari apa yang telah saya korbankan". Dengan kata lain, mengikuti passion tidak hanya keliru, akan tetapi juga berbahaya untuk diikuti.
PERATURAN #2 : JADILAH PRIBADI HEBAT HINGGA MEREKA TIDAK BISA MENGABAIKAN ANDA)
BAB 4 (Kejelasan Perajin)
Bab ini menjelaskan tentang pola pikir perajin yang berfokus pada nilai apa yang anda hasilkan dalam pekerjaan anda dan pola pikir passion yang berfokus pada apa yang pekerjaan anda berikan kepada anda.
Pola pikir perajin menciptakan sesuatu yang bermakna dan mempersembahkannya kepada dunia. Berfokus untuk menjadi pribadi yang hebat agar tidak tertinggal. Pola pikir perajin meminta kita untuk tidak lagi mementingkan diri sendiri perihal tepat atau tidaknya pekerjaan kita. Kita harus berusaha meraihnya dan prosesnya pun tidak akan mudah.
Pada kenyataannya, passion akan muncul ketika kita terlebih dahulu menerapkan pola pikir perajin. Karena kalau kita terlalu lama memikirkan apakah sudah menemukan panggilan hidup yang sesungguhnya atau belum, pertanyaan itu tidak akan relevan saat kita menyadari diri kita tidak bekerja.
BAB 5 (Kekuatan Modal Karir)
Karakteristik yang membuat pekerjaan dikatakan hebat adalah jika pekerjaan tersebut langka dan berharga. Oleh karenanya jika kita harus memberikan keahlian yang langka dan berharga jika kita menginginkan pekerjaan yang hebat. Penulis buku ini memberi nama keahlian tersebut dengan "modal karir".
Karakteristik pekerjaan yang hebat adalah adanya; kreativitas yang berupa terobosan baru, dampak yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, dan kontrol. Dalam mengembangkan keahlian penting untuk menekankan kerja keras.
"Kuncinya, paksa diri anda untuk bekerja. Paksa hingga keahlian itu muncul - itulah fase terberatnya" ~ Ira Glass.
Pola pikir perajin yang terus berfokus pada "menjadi pribadi hebat hingga mereka tidak bisa mengabaikan anda" adalah strategi yang sesuai untuk meraih modal karir. Pola pikir ini akan mengalahkan pola pikir passion jika kita ingin menciptakan pekerjaan yang kita cintai.
Ada tiga karakteristik pekerjaan yang harus kita hindari dalam menerapkan pola pikir perajin:
- Pekerjaan itu memberi sedikit kesempatan bagi kita untuk menjadi unggul yang diperoleh dari mengembangkan keahlian yang relevan, langka, dan berharga.
- Pekerjaan itu berfokus pada hal yang anda anggap tidak berguna atau berpengaruh buruk bagi dunia.
- Pekerjaan itu memaksa anda untuk bekerja dengan orang-orang yang tidak anda sukai.
BAB 6 (Para Kapitalis Karir)
Para kapitalis berfokus pada keahlian mereka, kemudian menggunakan keahlian atau modal karir tersebut untuk memiliki karakteristik yang membuat karir mereka cemerlang. Mereka mengumpulkan modal karirnya secara cermat dan gigih.
Mereka menerapkan pola pikir perajin untuk melakukan apa yang benar-benar mereka kuasai. Untuk menjamin agar mereka memiliki banyak pengalaman dengan sebanyak mungkin modal karir. Mereka tidak membuat rencana secara rinci untuk karirnya. namun mereka justru mencari hal-hal menarik saat memperluas simpanan modalnya dari setiap pengalaman kerjanya. Kemudian mereka mengambil kesempatan apapun yang tampak paling menjanjikan.
BAB 7 (Menjadi Perajin)
Seseorang dengan pola pikir perajin mereka berlatih, bukan bermain. Pencapaian hebat terjadi bukan karena bakat alami, melainkan karena kita berada di tempat dan waktu yang tepat untuk terus berlatih dan berlatih. Mereka meluangkan waktu yang banyak untuk belajar dan berlatih dengan serius dan sungguh-sungguh hingga menjadi hebat.
Agar kita berhasil menerapkan pola pikir perajin, kita harus melakukan pendekatan "pelatihan-sengaja" dalam bekerja. Pelatihan sengaja berguna untuk menjelaskan gaya belajar yang serius. Didefinisikan sebagai aktivitas yang biasanya dirancang oleh guru untuk meningkatkan aspek-aspek tertentu dari performa individu secara efektif (h. 83).
Dengan menggunakan pelatihan sengaja, kerja keras kita akan mengalami perkembangan tidak hanya menjadi sekedar pekerjaan tanpa perkembangan.
Ada lima kebiasaan yang dilakukan oleh perajin:
- (Menentukan Pasar Modal) Mencari tahu jenis modal karir tempat anda bersaing dengan yang lain.
- (Kenali Jenis Modal Anda) Anda harus mengenal jenis modal anda setelah mengenali pasar anda.
- (Tentukan Makna Mahir) Mahir berarti kesuksesan dalam mencapai tujuan yang jelas. Dengan begitu kita harus memiliki tujuan atau target yang jelas yang harus dicapai.
- (Kembangkan dan Hancurkan) Kita bisa mengalami perkembangan dengan melalui masukan yang jujur dan terkadang menyakitkan. Menerima masukan mungkin bisa menghancurkan apa yang kita kira bagus, akan tetapi bisa melatih kita untuk tetap fokus dan terus maju.
- (Bersabarlah) Bersabar berarti rajin. Rajin bukan lagi tentang memperhatikan tujuan utama kita, melainkan lebih kepada keinginan kita untuk mengabaikan tujuan-tujuan lain yang bermunculan dan mengusik perhatian kita.
- Proyek itu harus benar-benar luar biasa agar bisa menarik perhatian banyak orang untuk kemudian mempromosikan nya ke orang lain.
- Proyek itu harus dijalankan di tempat yang mendukung promosi tersebut.



Komentar
Posting Komentar