Review Buku Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang
Review Buku Bicara Itu Ada Seninya karya Oh Su Hyang
Buku karangan Oh Su Hyang yang merupakan buku gambaran bagaimana seharunya cara berbicara yang baik, Oh Su Hyang sendiri mengatakan bahwasanya ucapan yang bisa disebut baik adalah yang menyggetarkan hati. Dalam penjelasan buku ini juga disertai contoh-contoh seseorang yang pembicaraannya bagus dan jelek. Seperti halnya seseorang yang berinisial K ketika berbicara ia selalu melebih-lebihkan kemampuan dirinya dari pada orang lain sehingga ia tidak pernah mendapatkan teman kencan. Begitupula seseorang yang berinisial N yang sangat bagus dalam berkomunikasi dengan orang lain, dan ia menunjukkan cara berkomunikasi yang baik yaitu pertama-tama dengan menatap mata lawan bicaranya yang menunjukkan bahwa ia memperhatikan apa yang lawan bicaranya ceritakan, dan itu merupakan salah satu berkomunikasi yang baik.
Ucapan mencerminkan keadaan seseorang apa adanya. Orang yang logis dalam hal apapun akan selalu logis. Kita tidak akan menemukan ketidaklogisan dalam pemikirannya ataupun kalimat dan ucapannya dalam mengungkap pemikirannya tersebut. sebaliknya, kita tidak akan dapat menemukan bagian yang logis dari orang yang tidak logis dalam hal apa pun. Berkaitan dengan kelogisan dalam berbicara dibutuhkan latihan rutin dan pembiasaandiri. Dalam buku ini, terdapat lima hal untuk berbicara logis: a) berikan alasan yang tepat untuk argument anda, b) hindari lompatan-lompatan logika dan melebih-lebihkan, c)konsisten dalam bersikap d) Gunakan kata-kata sederhana e) tetap tenang.
Terbata-bata, gugup dan trauma dalam berbicara mungkin akan menghampiri setiap orang namun itu harus segera dirubah dengan cara memulihkan percaya diri. Rasa percaya diri yang kuat adalah hal utama untuk bisa pandai berbicara. Dan kita harus membuang perasaan luka atas trauma dan rendah diri yang membuat kita tidak berani untuk berbicara dengan orang lain. hidup akan berubah dengan mengubah cara bicara. Seperti halnya Obama, Steve Jobs, Oprah Winfrey yang mereka merupakan orang-orang yang dulunya terkucilkan di dalam lingkungannya menjad berbuha hidupnya menjadi terkenal dan disukai banyak orang dengan merubah cara berbicara mereka. Barack Obama dengan pidatonya, Steve Jobs denga presentasinya, dan Oprah Winfrey denga pembawaan acara televisi dengan gaya yang khas.
Cara berbicara juga mampu membantu kita dalam mewujudkan impian. Sepeti dikatakan oleh pakar pengembangan diri, Brian Tracy, yang mengatakan bahwa bertingkah seperti orang sukses adalahkunci menjadi sukses. Dia menyarankan untuk melakukan tiga hal: a) putuskanah bahwa anda akan terlihat seperti orang sukses, dari pakaian hingga dandanan, b) carilah orang sukses dan jadikan ia ebagai paanutan, c) selalu berpakaian rapi.
Oh Su Hyang yang merupakan pakar komunikasi membuat rumusan terapi komunikasi:
C= Q x P x R
C (Communication) atau komunikasi, memerlukan tiga hal untuk dipenuhi, yaitu Q (Question) atau pertanyaan yang menandakan kia tertarik terhadap lawan bicara. Pertanyaan merupakan dasar dalam berkuminkasi. Yang kedua P (Praise) atau pujian, saat berkomunikasi dengan orang lain kita seharusnya memberi pujian terhadapnya supaya menambah kehangatan dalam berkomunikasi. Dalam memuji seseorang diperlukan latihan memuji karena pujian yang dilontarkan harus sesuai dan pas dengan kondisi yang ada. Dan selanjutnya yaitu R (Reaction) atau umpan balik, yaitu dengan menunjukkan bahwa anda tertark dengan topik yang lawan bicara tersebut bicarakan. Dalam berdialog terdapat aturan 1-2-3 yang artinya sekali berbicara, dua kali mendengarkan, dan tiga kali memberi umpan balik.
Di dalam buku ini juga menunjukkan bagaimana cara seseorang wanita atau pria yang berpasangan mengucapkan sesuatau yang harus dihindari dan yang seharusnya diucapkan. Misalnya kata “terserah” yang harus dihindari oleh seorang wanita terhadap pasangan prianya karena kata tersebut membebani sang pria yang harus menebak pilihan sang wanita dengan tepat.
Mengobrol dengan audien atau komunikasi satu arah membutuhkan strategi supaya audien mau mendengar apa yang kita sampaikan dan menyentuh mereka untuk melakukan apa yang kita bicarakan. Dalam hal ini terdapat rumus yang efektif dalam menggapai tujuan maksud tersebut, yaitu:
P = P x S x T
Huruf P yang pertama yaitu Persuasi (bujukan), karena memang dalam berkomunikasi dengan audien kita melakukan suatu bujukan agar tujuan berkomunikasi tercapai. Bujukan tersebut dilakukan dengan tiga tahap yang pertama harus dilakukan yaitu dengan P yang kedua Punch (pukulan), pukulan ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa penasaran lawan bicara seperti “kenapa Apple bisa menjadi perusahaan yang inovatif?”. Setelah tahap pukulan selesai, selanjutanya ketahap kedua yaitu S atau Sympathize (simpati) tahap ini menjadikan hati lawan bicara selaras dengan hati anda, dengan cara menceritakan pengalaman kesedihan atau bahagia yang pernah kalian lakukan dengan jujur. Kemudian berlanjut kepada tahap yang ketiga yaitu T atau Touch (menyentuh perasaan), tahap ini dilakuakan dengan cara menyentuh perasaan lawan bicara, seperti kata “sekarang saatnya anda memutuskan stelah mendengar saran yang berikan”.
Masalah perbisnisan juga akan mudah ketika kita mengetahui bagaimana cara untuk memasarkan produk supaya laris dipasaran. Nah, dalam buku ini sudah terdapat cara tersebut, yaitu dengan cara fokus untuk mengetahui dan mendahulukan kebutuhan konsumen dari pada keinginan mereka. Lalu bagaimana cara konsumen agar mereka berpikir bahwasannya saya membutuhkan produk ini?. Sales Consultant Internasional yaitu Neil Rackman menjelasakan lewat konsep SPIN strategy agar konsumen berpikir bahwa produk kalian dibutuhkan. SPIN strategy yaitu: a) Situation question yaitu pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui pendapat pembeli mengenai produk dan situasi yang dihadapinya; b) Problem question yaitu dari situation question tadi akan diperoleh sebuah informasi yang dapat digunakan untuk memahami masalah; c) Implication Question yaitu dengan menanyakan dampak buruk dari masalah yang dihadapi oleh konsumen terhadap dirinya maupun lingkungan sekitarnya; d) Needs-Payoff Question yaitu setelah mengetahui dengan pasti kebutuhan dan kepentingan konsumen, kita tinggal memberikan solusi kepada mereka.
Buku Bicara Itu Ada Seninya ini, memberitahu bagaimana kita bisa menjadi pembicara yang baik. Salah satu caranya yaitu dengan banyak membaca untuk menambah wawasan berbicara dan sering berlatih berbicara. Dalam konteks berkomunikasi, agar pendengar tidak merasa bosan dengan pebicaraan kita yaitu dengan cara jangan terlalu banyak basa-basi dan terlalu Panjang. Thimas Jefferson pernah mengatakan
“untuk pidato tiga menit, kita harus menyiapkannya selama tiga minggu, untuk pidato sepuluh menit kita memerlukan waktu saatu minggu, dan untuk berpidato selama satu jam, maka langsung saja”
Artinya semakin sedikit waktu yang kita butuhkan semakin berkualitas pidato yang kita sampaikan dan memerlukan waktu untuk mempersiapkannya semakin Panjang.
Suara bulat dan menggema merupakan suara yang sering kali disukai oleh para pendengar, oleh karena itu untuk menjadi pembicara yang baik adakalanya suara kita harus enak didengar oleh para audien. Bagi seseorang yang sejak lahir telah dianugrahi dengan suara yang bulat dan enak didengar itu merupakan sebuah keberuntungan, namun bagaimana orang yang tidak mendapat anugrah tersebut?. Kalian tidak perlu khawatir, karena kalian bisa mendapatkan suara yang bulat dan enak untuk didengar dengan berusaha keras dalam latihan olah vocal. Di dalam buku ini sudah dijelaskan bagaimana kita mendapatkan suara yang bulat dan enak didengar beserta contoh orang-orang yang berhasil mendapatkan suara yang bulat dari hasil jerih payah berlatih olah vocal tersebut. walaupun memang suara yang bulat bukan penetu mutlak dalam menarik minat pendengar atau audien, setidaknya suara dan gaya kita berkomunikasi memiliki ciri khas yang berbeda dari yang lain.
Buku Oh Su Hyang ini sangat menarik bagi siapapun yang ingin merubah hidupnya kepada yang lebih baik lagi dengan kata-katanya. Cara berkomunikasi, menyampaiakan pendapat, berdebat, dan presentasi sebuah bisnis ada di dalam buku ini. Inti dari semua ini yaitu dengan mengutip tulisan pengarangnya yaitu bahwasannya
“jika kita ingin seseorang menyukai kita, kita harus mau mendengarkan bagaimana perasaan orag itu dan apa yang diinginkannya, dam orang yang pandai berbicara adalah yang berbicara dengan mudah dan tidak menggunakan istilah atau kata yang sulit.”
“Inti dari obrolan yang menggerakkan lawan bicara adalah dengan melemparkan pertanyaan yang membuat berpikir dan membuat mereka mengungkapkan apapun yang mulanya tidak ingin mereka katakana”.
17/04/2019.
Komentar
Posting Komentar