Biografi Albucasis (Abul-Qasim al-Zahrawi) dalam buku karya Fred Ramen
Albucasis merupakan dokter bedah muslim yang masyhur pada abad ke-10 masehi. Beliau pada tahun 936 M di kota Madinatuz-Zahra Cordoba yang merupakan tempat berdirinya masjid La Mezquita, masjid terbesar di Spanyol yang di bangun selama 200 tahun lebih. Pada tahun kelahirannya, Madinatuz-Zahra merupakan kota yang indah berhias kebun zaitun, pohon-pohon palem, dan juga taman-taman.
Pada saat Albucasis lahir Spanyol masih bernama Al-Andalus atau lebih dikenal dengan Andalusia, di bawah kekuasaan kaum Muslim yang dipimpin oleh kholifah Abdurrahman III. Pusat peradaban ilmu pengetahuan waktu itu berada di Cordoba, kota tersebut menjadi tempat pusat kajian yang mempelajari tentang ilmu yang pernah diteliti oleh pemerintahan sebelum Islam datang seperti pemerintahan Yunani dan Romawi Kuno ataupun keilmuan yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Para pembelajar terlebih dahulu menterjemahkan buku-buku yang pernah ditinggalkan oleh pemerintahan Yunani dan Romawi Kuno, kemudian mereka mengembangkan keilmuan tersebut lebih mendalam.
Pembelajaran tentang sains tak luput untuk mereka pelajari, sehingga ilmu sains menjadi semakin maju dan dunia kedokteran juga semakin luas kajiannya. Albucasis merupakan seorang laki-laki yang cerdas dan memiliki keahlian tinggi, di usinya yang mencapai dua puluh lima tahun beliau telah menjadi dokter istana untuk khalifah Al-Hakam II yang memerintah Andalusia sejak tahun 961 hingga 976M. Beliau mewarisi kumpulan pengetahuan dari buku-buku Yunani dan Romawi Kuno. Albucasis pernah berkata:
"Apapun yang saya ketahui, saya dapatkan dari membaca buku-buku zaman dahulu, dari hasrat saya untuk mengerti dan menyerap ilmu; lalu saya menambahkan pengamatan dan pengalaman sepanjang hidup".
Dari membaca buku-buku warisan Yunani dan Romawi Kuno tersebut, Albucasis mampu untuk membuat buku tentang ilmu bedah menjadi ensiklopedia yang berjudul "Al-Tasrif liman 'Ajza'an al Ta'lif" atau bisa diterjemahkan menjadi metode kedokteran. Beliau juga menjadi terkenal atas kemampuannya memperbarui isi karya Yunani "De Materia Medica" yang merupakan daftar tumbuhan obat dan resep obat. Namun beliau juga banyak belajar dari pemikiran Ibnu Sina tentang kedokteran.
Isi ensiklopedi yang beliau karang berjudul "Al-Tasrif liman 'Ajza'an al Ta'lif" tersebut berisikan hal penting berupa catatan lima puluh tahun atas berbagai perawatan yang dilakukan oleh seorang dokter ahli, dan buku tersebut merupakan hasil pengamatan langsung Albucasis. Jadi seperti yang beliau katakan di atas bahwa selain membaca buku-buku zaman dahulu, beliau juga melakukan pengamatan sehingga pengamatannya tersbut menjadi pengalaman yang dapat dipraktekkan di bidang keilmuan khususnya bidang kedokteran.
Banyak sekali sumbangan Albucasis terhadap ilmu kedokteran, mulai dari posisi walcher atau melengkung untuk memudahkan persalinan bagi ibu hamil. banyak menjelaskan tentang pembedahan sendi dan tulang dan juga mengusulkan cara untuk memperbaiki gigi yang tumpang tindih. Beliau juga merupakan termasuk dokter bedah pertama di Eropa yang mempraktikkan bedah plastik, bedah payudara dan pembedahan penyakit lainnya yang beliau jelaskan dalam ensiklopedinya.
Beliau juga membuat 200 lebih alat bedah, mulai alat yang sederhana sepereti lat penekan lidah hingga alat kebidanan seperti kait untuk mencabut polip hidung dan alat semprot utuk melakukan anema serta membuat berbagai pisau dan gergaji bedah. Sehingga beliau dikenal sebagai penyumbang utama dalam ilmu bedah.
Ensiklopedi yang ditulis oleh Albucasis tidak hanya sekedar buku pedoman teknik, namun juga berisikan kumpulan anjuran dalam praktek kedokteran. Hakl yang beliau anjurkan kepada yang ingin belajar kedokteran adalah menyediakan waktunya untuk mempelajari seluruh cabang kedokteran sebelum menjadi spesialis di satu bidang, dan menyelesaikan pendidikan kedokteran umum sebelum mencoba melakukan pembedahan.
Albucasis meninggal pada tahun 1013M, bertepatan dengan runtuhnya kekhalifahan Islam di Eropa. Namun karya beliau yang berjudul "At-Tashrif" telah menjadi rujukan bagi dunia kedokteran dan karya terbaik yang pernah dibuat pada abad pertengahan. Buku tersebut juga sudah diterjemahkan keberbagai bahasa, seperti bahasa Venesia. Kemudian buku tersebut juga dipelajari oleh dokter bedah asal prancis Guy de Chauliac.
Albucasis dengan karyanya telah membawa peradaban besar di Eropa, hingga sekarang buku tersebut masih tetap digunakan sebagai rujukan dunia kedokteran. Semoga amal yang telah beliau curahkan terhadap bidang keilmuan dapat memberi manfaat bagi umat di seluruh dunia dan menandakan bahwa Islam merupakan agama yang menyumbang pengetahuan yang sangat besar, khusunya dalam bidang kedokteran.
01/05/2020
Pada saat Albucasis lahir Spanyol masih bernama Al-Andalus atau lebih dikenal dengan Andalusia, di bawah kekuasaan kaum Muslim yang dipimpin oleh kholifah Abdurrahman III. Pusat peradaban ilmu pengetahuan waktu itu berada di Cordoba, kota tersebut menjadi tempat pusat kajian yang mempelajari tentang ilmu yang pernah diteliti oleh pemerintahan sebelum Islam datang seperti pemerintahan Yunani dan Romawi Kuno ataupun keilmuan yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Para pembelajar terlebih dahulu menterjemahkan buku-buku yang pernah ditinggalkan oleh pemerintahan Yunani dan Romawi Kuno, kemudian mereka mengembangkan keilmuan tersebut lebih mendalam.
Pembelajaran tentang sains tak luput untuk mereka pelajari, sehingga ilmu sains menjadi semakin maju dan dunia kedokteran juga semakin luas kajiannya. Albucasis merupakan seorang laki-laki yang cerdas dan memiliki keahlian tinggi, di usinya yang mencapai dua puluh lima tahun beliau telah menjadi dokter istana untuk khalifah Al-Hakam II yang memerintah Andalusia sejak tahun 961 hingga 976M. Beliau mewarisi kumpulan pengetahuan dari buku-buku Yunani dan Romawi Kuno. Albucasis pernah berkata:
"Apapun yang saya ketahui, saya dapatkan dari membaca buku-buku zaman dahulu, dari hasrat saya untuk mengerti dan menyerap ilmu; lalu saya menambahkan pengamatan dan pengalaman sepanjang hidup".
Dari membaca buku-buku warisan Yunani dan Romawi Kuno tersebut, Albucasis mampu untuk membuat buku tentang ilmu bedah menjadi ensiklopedia yang berjudul "Al-Tasrif liman 'Ajza'an al Ta'lif" atau bisa diterjemahkan menjadi metode kedokteran. Beliau juga menjadi terkenal atas kemampuannya memperbarui isi karya Yunani "De Materia Medica" yang merupakan daftar tumbuhan obat dan resep obat. Namun beliau juga banyak belajar dari pemikiran Ibnu Sina tentang kedokteran.
Isi ensiklopedi yang beliau karang berjudul "Al-Tasrif liman 'Ajza'an al Ta'lif" tersebut berisikan hal penting berupa catatan lima puluh tahun atas berbagai perawatan yang dilakukan oleh seorang dokter ahli, dan buku tersebut merupakan hasil pengamatan langsung Albucasis. Jadi seperti yang beliau katakan di atas bahwa selain membaca buku-buku zaman dahulu, beliau juga melakukan pengamatan sehingga pengamatannya tersbut menjadi pengalaman yang dapat dipraktekkan di bidang keilmuan khususnya bidang kedokteran.
Banyak sekali sumbangan Albucasis terhadap ilmu kedokteran, mulai dari posisi walcher atau melengkung untuk memudahkan persalinan bagi ibu hamil. banyak menjelaskan tentang pembedahan sendi dan tulang dan juga mengusulkan cara untuk memperbaiki gigi yang tumpang tindih. Beliau juga merupakan termasuk dokter bedah pertama di Eropa yang mempraktikkan bedah plastik, bedah payudara dan pembedahan penyakit lainnya yang beliau jelaskan dalam ensiklopedinya.
Beliau juga membuat 200 lebih alat bedah, mulai alat yang sederhana sepereti lat penekan lidah hingga alat kebidanan seperti kait untuk mencabut polip hidung dan alat semprot utuk melakukan anema serta membuat berbagai pisau dan gergaji bedah. Sehingga beliau dikenal sebagai penyumbang utama dalam ilmu bedah.
Ensiklopedi yang ditulis oleh Albucasis tidak hanya sekedar buku pedoman teknik, namun juga berisikan kumpulan anjuran dalam praktek kedokteran. Hakl yang beliau anjurkan kepada yang ingin belajar kedokteran adalah menyediakan waktunya untuk mempelajari seluruh cabang kedokteran sebelum menjadi spesialis di satu bidang, dan menyelesaikan pendidikan kedokteran umum sebelum mencoba melakukan pembedahan.
Albucasis meninggal pada tahun 1013M, bertepatan dengan runtuhnya kekhalifahan Islam di Eropa. Namun karya beliau yang berjudul "At-Tashrif" telah menjadi rujukan bagi dunia kedokteran dan karya terbaik yang pernah dibuat pada abad pertengahan. Buku tersebut juga sudah diterjemahkan keberbagai bahasa, seperti bahasa Venesia. Kemudian buku tersebut juga dipelajari oleh dokter bedah asal prancis Guy de Chauliac.
Albucasis dengan karyanya telah membawa peradaban besar di Eropa, hingga sekarang buku tersebut masih tetap digunakan sebagai rujukan dunia kedokteran. Semoga amal yang telah beliau curahkan terhadap bidang keilmuan dapat memberi manfaat bagi umat di seluruh dunia dan menandakan bahwa Islam merupakan agama yang menyumbang pengetahuan yang sangat besar, khusunya dalam bidang kedokteran.
01/05/2020
Komentar
Posting Komentar