Terjemah Nadhom "Ala la" ألالا oleh Abu An'im
Kitab Nadhom Ala la merupakan kitab yang berisikan tentang keagungan suatu ilmu, dan kiat menggapai ilmu yang bermanfaat dan barokah, serta mengenai akhlak seorang murid kepada gurunya dalam menuntut ilmu.
Nadhom diawali dengan pembahasan mengenai:
1. SYARAT - SYARAT MENCARI ILMU.
"Ingatlah, kalian tidak akan mendapatkan ilmu yang (bermanfaat) kecuali dengan enam syarat. yaitu: Cerdas, Semangat, Sabar, Biaya, Petunjuk Ustadz, dan Waktu yang lama".
a. CERDAS : Cerdas bukan berarti harus memiliki nilai IQ yang tinggi, cerdas berarti kemampuan untuk menangkap ilmu. Dalam artian akalnya sehat atau tidak gila. Akal akan mengalami perkembangan jika sering diasah untuk berpikir, namun jika dibiarkan akal akan tumpul dan susah untuk menangkap ilmu.
b. SEMANGAT : Semangat berbentuk kesungguhan dan ketekunan kita dalam menuntut ilmu.Tanpa adanya semangat, Ilmu akan sulit untuk didapatkan dan dipahami.
c. SABAR : Dalam hal menuntut ilmu pasti ada cobaan dan ujiannya yang mengaruskan kita untuk sabar dan tabah dalam menghadapinya. Ingat, bahwa menuntut ilmu merupakan cara atau jalan kita menuju sang pencipta, jadi tetaplah sabar dalam menempuh jalan tersebut.
d. BIAYA : Biaya yang dimaksud adalah untuk mencukupi kebutuhan kita dalam menuntut ilmu.
e. PETUNJUK USTADZ : Ilmu agama adalah warisan para Nabi, jadi dalam belajar ilmu agama tidak boleh belajar sendiri karena ilmu yang kita terima harus bersambung sampai Nabi saw. Kita membutuhkan bimbingan guru untuk memberi tahu apa maksud dari sebuah pernyataan yang berupa ayat Al-Qur'an atau Hadist, karena tidak semua pernyataan tersebut memiliki makna yang asli atau tersurat.
f. WAKTU YANG LAMA : Orang yang belajar membutuhkan waktu yang lama untuk menuntut ilmu.
2. MENCARI TEMAN.
"Janganlah engkau bertanya tentang kepribadian orang lain, lihatlah saja temannya, karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, bila temannya tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya baik maka temanilah dia maka kamu akan mendapatkan petunjuk".
Teman yang baik bukanlah teman yang selalu menuruti keinginanmu, tapi teman yang baik adalah teman yang mau menunjukkan jalan yang benar ketika kamu salah, mendukung kamu ketika kamu benar, bersama kamu ketika kamu dalam kesulitan, dan merasa gembira ketika kamu senang. Untuk mecari teman yang baik, cukuplah dengan melihat pergaulannya.
3. KEUTAMAAN ILMU.
"Belajarlah, ilmu adalah perhiasan indah bagi pemiliknya, dan keutamaan baginya serta tanda setiap hal yang terpuji".
Orang yang berilmu memiliki nilai lebih dari orang yang tak berilmu. Dengan ilmu seseorang akan bisa memiliki hal-hal yang terpuji, sebagaimana Nabi Sulaiman ketika diberi pilihan untuk memilih harta, tahta, atau ilmu. Nabi Sulaiman memilih ilmu yang dengan ilmu tersebut beliau juga mampu mendapatkan harta dan tahta.
4. METODE MENCARI ILMU.
"Mengajilah setiap hari untuk menambah ilmu yang kau miliki, lalu berenanglah dilautan faedah-faedahnya".
Kita tidak boleh puas dengan ilmu yang kita dapatkan. Seberapa tinggipun ilmu yang kita miliki pasti lebih banyak ilmu yang belum kita dapatkan. Perlu diingat bahwa kita menambah ilmu baru setelah ilmu yang kita punya benar-benar sudah terjaga.
5. FIQH DAN KEUATAMAANNYA.
"Pelajarilah ilmu fiqh karena ilmu fiqh adalah sebaik-baik penuntun menuju kebaikan dan ketaqwaan, dan paling lurusnya sesuatu yang lurus. Ilmu fiqh adalah lambang yang menunjukkan jalan hidayah, dan benteng yang menjaga dari setiap sesuatu yang memberatkan".
Ilmu fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariatyang diambil dari dalil-dalil melalui metode ijtihad dari para mujtahid. mempelajari ilmu fiqh penting agar ibadah yang kita lakukan dan muamalah yang kita kerjakan sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
6. KEUTAMAAN AHLI FIQH DARI AHLI IBADAH.
"Satu ahli fiqh yang wira'i (menjauhkan diri dari larangan Allah dan menjalankan perintahnya) lebih berat atas setan dari pada seribu ahli ibadah (yang tidak ahli fiqh atau ahli fiqh tapi tidak wira'i)".
7. BAHAYANYA ORANG BODOH YANG AHLI IBADAH.
"Orang alim yang durhakan bahayanya besar, tetapi orang bodoh yang tekun beribadah justru lebih besar bahayanya dibandingkan orang alim tadi. Keduanya adalah penyebab fitnah dikalangan umat, dan tidak layak dijadikan panutan".
8. BELAJAR HARUS MAU PAYAH.
"Kamu berharap ingin jadil ahli fiqh yang bisa menerapkan hujjah atas setiap permasalahannya, dengan tanpa usahakeras itu namanya gila dan gila itu bermacam-macam, sementara mencari harta tanpa usaha keras bukanlah mencari harta apalagi ilmu?".
Ilmu adalah sesuatu yang misterius, belum tentu orang yang cerdas dan semangat kemudian pasti akan mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, ilmu yang akan mendekatkannya kepada sang pencipta. "Tidak mencari ilmu orang yang mencarinya dengan kemuliaan dan kekayaan, tapi dialah mencari ilmu yang mencarinya dengan kehinaan dan kefakiran".
9. JANGANLAH BANYAK BICARA.
"Bila sempurna (cerdas) akal seseorang maka sedikitlah bicaranya, dan yakinlah akan bodohnya orang yang banyak bicara".
Orang yang menyadari kelemahan dan keterbatasan akal fikirannya dia akan membatasi lisannya dalam berbicara kecuali sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
10. BAHAYANYA LISAN.
"Pemuda bisa mati sebab terpeleset lisannya, tapi tidak mati karena terpeleset kakinya, terpelesetnya mulut bisa melenyapkan kepalanya, sementara terpelesetnya kaki sembuh sebentar kemudian".
11. UTAMANYA ORANG BERILMU.
"Orang yang berilmu akan tetap hidup setelah matinya walaupun tulang-tulangnya telah hancur di bawah bumi, sementara orang yang bodoh telah mati walaupun masih berjalan di atas bumi, disangkanya dia hidup padahal dia telah tiada".
Para ilmuan tetap hidup sepanjang masa meskipun mereka telah wafat berabad-abad lalu, hal ini karena ilmunya yang masih tetap menerangi kehidupan manusia. Mencari ilmu tidak boleh bertujuan agar nama kita dikenal orang banyak, ilmu hanyalah alat agar kita belajar untuk menuju jalan yang lurus menjadi hamba Allah.
12. KITA HARUS BERJUANG DAN TABAH.
"Bagi setiap orang untuk (mendapatkan) derajat yang luhur (harus dengan) perjuangan, tapi sedikit dari mereka yang tabah (dalam perjuangannya)".
Semakin besar apa yang ingin kita dapatkan maka semakin besar pula bentuk perjuangan dan kerja keras serta pengorbanannya. Keinginan tanpa perjuangan adalah hayalan kosong, dan perjuangan tanpa kerja keras adalah kebohongan, serta kerja keras tanpa pengorbanan adalah penipuan.
13. ADAB BERMASYARAKAT.
"Bila kamu bersama orang banyak maka temanilah yang terbaiknya, jangan kamu temani yang terburuknya kamu akan buruk bersama mereka".
Kebaikan orang lain bisa menurun pada kita namun butuh waktu lama, berbeda dengan kejelekan akan segera menjadi watak kita dalam waktu yang singkat.
14. MENGAGUNGKAN USTADZ (1).
"Saya utamakan ustadzku dari orang tua kandungku, meskipun aku mendapat dari orang tuaku keutamaan dan kemuliaan".
Bila di dunia nasab kita adalah bersambung kepada mereka yang melahirkan kita, maka di akhirat nasab kita bersambung kepada mereka yang mengajarkan agama kepada kita. Jadi orang tua dan ustadz kita, wajib kita muliakan dari siapapun.
15. MENGAGUNGKAN USTADZ (2).
"Ustadzku adalah pembimbing jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pembimbing badanku dan badan bagaikan kerangnya (tempat bagi jiwaku)".
Guru kita membimbing jiwa kita agar menjadi manusia sejati, manusia yang mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT. Sedangkan orang tua kita adalah orang yang mengasihani kita dengan kasih sayang tulus tanpa pamrih agar kita selamat hidup di dunia ini. Jadi Guru dan orang tua kita mereka sangat berjasa dalam kehidupan kita di dunia dan di akhirat.
16. MENGAGUNGKAN USTADZ (3).
"Saya melihat paling haknya sesuatu yang hak adalah hak dari guru , dan bahwa hak seorang guru adalah wajib dilaksanakan atas setiap orang islam, sesungguhnya benar sekali memberikan hadiah kepada guru untuk setiap satu huruf yang diajarkannya berupa seribu dirham".
Ilmu adalah sesuatu yang mulia yang karena mulianya, harta seberapapun banyaknya tidak akan sesuai jika dibandingkan dengan ilmu. Jadi, Ustadz yang mengajarkan kita akan ilmu yang bermanfaat berhak untuk kita beri hadiah.
17. NAFSU HARUS DIHINAKAN.
"Saya melihat kamu mempunyai nafsu yang ingin engkau muliakan, padahal kamu tidak akan mendapatkan kemuliaan kecuali dengan menghinakan nafsu".
Nafsu adalah sarana utama para syetan menghancurkan akal manusia. Barangsiapa menuruti satu keinginan dari keinginan nafsu, maka nafsu akan menuntut kepada keinginan-keinginan lain. Oleh karena itu, kemuliaan manusia terletak pada kemampuannya dalam mengendalikan nafsunya.
18. JANGAN BERBURUK SANGKA.
"Bila perbuatan seseorang jelek maka akan jelek pula prasangka-prasangkanya, dan akan dibenarkannya kebiasaan-kebiasaan dari kecurigaan".
Setiap manusia akan berpikir menurut apa isi kepalanya, maka bila isi kepalanya adalah hal-hal yang baik dan hal-hal yang positif maka dia akan menghubungkan setiap hal dengan kebaikan dan positif. Sebaliknya, jika isi kepalanya berisikan hal yang tidak baik dan negatif, maka dia akan menghubungkan setiap sesuatu dengan ketidak baikan dan hal-hal yang negatif.
19. MANUSIA SEKITAR KITA.
"Manusia (yang disekitar kita) hanya salah satu dari tiga, orang yang mulia, rendah, dan sepadan (dengan kita). Orang yang mulia saya tahu derajatnya, dan saya harus mengkuti kebaikannya. Dan orang yang sepadang dengan kita bila terpeleset atau jatuh maka saya lebih mulia darinya. Sedangkan orang yang rendah maka saya selalu memberi kata maaf kepada mereka untuk menjaga kehormatanku walaupun banyak orang yang mencela".
Pergaulan disekitar lingkungan kita akan mempengaruhi kita dalam bertingkah laku. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam bergaul.
20. JANGANLAH MENDENDAM.
"Jangan hiraukan orang lain (yang berbuat jahat kepadamu) jangan engkau balas perbuatan jahatnya karena dia akan dibalas oleh perbuatannya".
Setiap perbuatan baik atau buruk seseorang adalah tanggung jawabnya sendiri, tanggung jawab terhadap tuhannya dan tanggung jawab dengan orang yang bersangkutan. Orang melakukan perbuatan buruk terkadang karena dia tidak tahu bahwa apa yang dia lakukan adalah perbuatan buruk, atau dia melakukannya saat matahatinya tertutup. Orang seperti itu pantas untuk kita kasihani dan ingatkan. Maka dari itu ketika ada orang yang berbuat buruk kepada kita semestinya kita mengasihani mereka.
21. WAKTU SANGAT BERNILAI.
"Bukankah termasuk kerugian bila malam-malam berlalu tanpa kita manfaatkan akan tetapi malah menghabiskan umur?".
Waktu adalah ilmu. Oleh karena itu maksialkan waktu kita untuk terus menuntut ilmu, jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu kita yang membuat kita menyesal pada akhirnya.
22. BELAJARLAH...!
"Belajarlah...! manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu, dan orang berilmu tidak seperti orang yang tidak berilmu".
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki akal dan nafsu. Untuk memaksimalkan kelebihan tersebut, manusia perlu untuk belajar. Untuk mendapatkan ilmu dan apa yang dia inginkan, manusia perlu untuk belajar. Ilmu itu harus dipelajari dan ditekuni, karena ilmu tidak bisa diwariskan seperti harta.
23. MERANTAULAH...!, MENCARI KEUTAMAAN.
"Pergilah dari rumahmu untuk mencari keutamaan, dalam kepergianmu ada lima faedah, yaitu menghilangkan kesusahan, mencari bekal hidup, ilmu, tatakrama, dan teman sejati. Meskipun dalam bepergianpun terdapat hina dan terlunta-lunta, menembus belantara dan menerjang kepayahan-kepayahan".
Ada lima faedah yang sulit untuk ditemukan bila tidak merantau, yaitu:
a. Menghilangkan kesusahan (perasaan sumpek)
b. Mendapatkan bekal hidup (harta)
c. Mendapatkan Ilmu
d. Belajar tatakrama
e. Mencari teman sejati.
24. MATI LEBIH BAIK DARI PADA JADI ORANG HINA.
"Matinya pemuda lebih baik dari pada hidupnya di daerah kehinaan di antara orang-orang ahli mengadu domba dan iri hati".
Hidup di lingkungan orang-orang yang hina itu sangat berbahaya sekali, karena watak mereka yang tidak baik akan gampang sekali menular.
#DO'A AGAR MUDAH MENGHAFAL DAN MEMAHAMI#
Komentar
Posting Komentar