Rangkuman Buku "The Successful Mistake" Karya Matthew Turner.

 


Salah satu masalah kebanyakan orang dalam menghadapi kehidupan ini adalah rasa takut akan kegagalan. Padahal orang-orang sukses di dunia mengatakan bahwa mereka lebih banyak belajar dari berbagai kegagalan daripada keberhasilan. Dan mereka sukses karena kegagalan-kegagalan yang pernah mereka alami. 

Kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa berhenti melakukan kesalahan ataupun kegagalan. Akan tetapi kita bisa mengatasinya dan mengubah situasi itu sehingga hidup kita pun berubah. Oleh karena itu, buku ini hadir bagi kita yang mendambakan sukses dan membangun hidup seperti yang kita inginkan. Didasari oleh wawancara terhadap 163 orang sukses, Matthew Turner menulis buku ini untuk menginspirasi banyak orang khususnya dalam memberi alat untuk membangun kesuksesan menurut versi kita sendiri.

Buku ini akan memandu kita melewati tujuh tahap perjalanan kita dan di desain untuk menunjukkan kepada kita bagaimana orang-orang paling sukses di dunia menghadapi kesulitan, dan bagaiman kita untuk melakukan hal sama dengan mereka. Oleh karena itu, akan terbagi menjadi tujuh bab pembahasan mengenai tujuh tahapan perjalanan.

Pada intinya, buku ini ditulis untuk membantu kita melihat potensi pertumbuhan di balik penderitaan. Bukan berarti kita mengharapkan kegagalan datang kepada kita, akan tetapi kita akan menghargai jika kegagalan itu terjadi dan tidak membiarkannya mendikte kehidupan kita.

Seperti pendapat dari Mark Schaefer, bahwa kita tidak perlu mengagungkan kesalahan, kegagalan, atau penderitaan kita. Sebaliknya, kita harus memahami semua itu, belajar mengantisipasinya, terima segala sesuatu yang perlu kita lakukan untuk mengatasinya, dan perbaiki diri seperti kebanyakan orang sukses di dunia.

TAHAP 1 : KETERKEJUTAN.

Keterkejutan merupakan tahap pertama dalam perjalanan kita menuju kesuksesan. Pada tahap ini kita akan berfokus pada keadaan menakutkan yang memperlambat dan akhirnya menghentikan kita. Pada tahap ini keterkejutan mampu membuat pengusaha paling tangguh sekalipun mengalami stres, kepedihan, keterkejutan, dan menggoyahkan.

Tahap ini kita akan fokus pada menggali berbagai sifat dan bentuk kesalahan. Meskipun kita tahu kita tidak bisa menghapus kesalahan kita, namun kita bisa untuk mempersiapkan diri menghadapinya. Sebelum kita bisa menghadapi kesalahan dan juga kegagalan, pertama-tama kita harus mengenali seperti apa bentuknya, apa materinya, dan bagaimana ia bisa muncul.

-----

Dalam mempekerjakan orang  Ramet Chawla mengatakan "Anda harus mempekerjakan orang-orang yang anda inginkan, bukan yang anda butuhkan". Pada dasarnya, rekrutmen yang buruk sebagian besar bukan karena karyawan itu buruk, melainkan orang yang mempekerjakan para karyawan. 

Terdapat seni dalam mempekerjakan orang. Seni tersebut sedikit sekali berhubungan dengan orang yang dipekerjakannya. Seni ini tak mudah untuk dikuasai. Pada umumnya kesalahan yang sering dilakukan berkaitan dengan salah satu dari tiga topik ini:

a. Merekrut Teman.

Seni mempekerjakan karyawan tidak terletak pada orang yang dipekerjakan, tetapi pada pemastian bahwa kita kelak tidak memecatnya. Yang lebih buruk dibandingkan mempekerjakan teman adalah memecat teman. 

Dalam mempekerjakan teman kita harus berhati-hati. Kita mungkin berpikir mempekerjakan teman adalah jalan pintas menuju sukses dan risikonya kecil. Akan tetapi perkaranya tidak selalu demikian. Kalau sudah sampai pada masalah mempekerjakan teman, setiap keputusan yang kita ambil akan sarat dengan bahaya.

b. Merekrut Orang Hebat.

Jon Craford sang pendiri StorEnvy mengatakan "Saya mencoba mendesain perusahaan yang dibangun dengan fondasi bintang Rock. Saya sengaja mencari para desainer yang sudah punya pengikut dan orang-orang terpandang, tetapi kami dengan cepat menyadari bahwa kami tidak menghasilkan apa-apa. Kami tidak merilis apapun. Kami tidak mengirim apapun. Itu karena kami tidak berada dalam kerangka berpikir yang sama, karena kalau anda bintang Rock, anda akan sulit bermain sebagai pendukung di band orang lain."

Namun pada intinya adalah dalam membangun bisnis kita, kita harus membangun tim yang tepat dengan mengambil keputusan yang tepat, dan merekrut orang yang tepat, dengan selalu menggunakan penilaian terbaik kita.

c. Memilih Tenaga Kerja yang Murah.

Kita akan menyadari bahwa perekrutan tenaga kerja yang murah sama sekali tidak murah, dan tidak hanya itu, bahwa kita akan kehilangan pemasukan dan pertumbuhan potensial gara-gara kita mengambil opsi yang mudah, opsi yang cepat, opsi yang buruk dan keliru sehingga membuat kita terkejut.

Oleh karena itu, kita sebaiknya merekrut orang lain, untuk mengurangi beban kita, bukan malah menambahnya. Kita berusaha membangun kultur yang terus bertubuh agar kita bisa berkembang dan sukses, bukan yang menghambat langkah kita.

Kesalahan rekrut seorang teman, orang hebat, atau memilih tenaga kerja yang murah untuk bisnis kita, semua bermula dari penilaian buruk kita. Ingatlah bahwa semuanya tergantung pada kita, bukan pada orang yang kita pekerjakan.

-----

Inti dari perjalanan kewirausahaan adalah pertumbuhan dan ekspansi. Namun pertanyaannya bukanlah apakah kita harus bertumbuh, akan tetapi seberapa cepat, seberapa tinggi, dan kapan kita melakukannya. Karena pertumbuhan dan ekspansi berarti karyawan baru dan lebih banyak, risiko besar.

Pertumbuhan adalah salah satu ranjau paling berbahaya yang kita hadapi. Namun itu bagus karena selama kita punya kesempatan untuk tumbuh berarti kita melakukan sesuatu dengan benar. Terdapat dua aspek pertumbuhan yang sering mengarah pada kesalahan: a) bertumbuh dan berekspansi untuk tujuan yang salah, b)bertumbuh dan berekspansi terlalu cepat. 

-----

Dalam wujud yang paling dasar, esensi pengambilan keputusan adalah kita berkata iya atau tidak. mungkin menyederhanakan proses pengambilan keputusan kita menjadi iya atau tidak memang agak konyol, karena dunia ini tidak hitam putih. Akan tetapi kalau kita pertimbangkan kembali, setiap hari kita dikelilingi oleh peluang dan kemungkinan sebagian besar esensi keputusan kita terletak pada ujaran iya atau tidak.

Michael O'Neal dari Solopreneur Hour mengatakan "Katakan iya untuk kesempatan, tapi tidak untuk pekerjaan yang lebih banyak". Memang sulit untuk mengetahui kapan harus berkata iya dan kapan harus berkata tidak, meskipun akan jauh lebih mudah kalau kita memahami minat dan tujuan kita. Kedua hal itulah yang senantiasa mengarahkan kita agar tetap fokus.

-----

Banyak pengusaha yang membangun bisnis mereka berdasarkan minta. Memang hal tersebut tidaklah salah, akan tetapi yang lebih penting daripada minat itu sendiri adalah kepastian bahwa minat itu selaras dengan tujuan. Karena terkadang, minat tidak kita sampai jauh disebabkan kesibukan kita yang akan mudah melupakan minat itu sendiri. Kesibukan sehari-hari seringkali mencemari minat kita.

Oleh karena itu kita harus memperhatikan tujuan kita. Artinya, kita tidak hanya fokus pada apa yang kita sukai dan nikmati, tetapi juga nilai yang bisa kita tawarkan kepada orang lain. Tujuan membutuhkan visi, dan membuat kita berpikir tentang bagaimana kita membantu dan melayani orang lain. Sementara minat berfokus pada hari ini dan apa yang kita sukai.

Minat adalah apa yang kita sukai, sementara tujuan adalah bagaimana kita membantu orang lain melalui minat tersebut. Minat dan tujuan haruslah seimbang. Claud Williams mengatakan "Ketika anda tenggelam dalam kesibukan mengurus bisnis anda, anda tidak lagi melihat secara keseluruhan. Jika anda mengabaikan hal itu, anda hanya melihat apa yang muncul di depan mata. Sekarang saya memastikan untuk mundur selangkah dan mempertimbangkan posisi dan arah yang saya tuju".

-----

Salah satu ketakutan terbesar kita mungkin adalah ketika kita tua dan menengok kebelakang, kemudian kita mengatakan kita menyesal atas kehidupan masa lalu kita. Tapi ketakutan inilah yang kadang begitu sering mendorong dan memotivasi kita untuk melakukan apa yang kita lakukan. 

Namun kita juga harus ingat bahwa ketakutan juga menyimpan mara bahaya. ketakutan juga bisa menghalangi kita untuk mewujudkan impian-impian kita. Rasa takut yang kita miliki menginginkan kita untuk memiliki rasa terlalu takut melakukan berbagai hal sehingga kita memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. 

Rasa takut memerintahkan kita menunggu lebih lama sedikit sampai kita menjadi lebih berpengalaman, memiliki lebih banyak uang, atau merasa lebih mapan. Namun, tidak ada periode yang sempurna untuk membuat hidup kita bermakna.

Kita mungkin berpikiran bahwa untuk melakukan sesuatu dan bertindak. Akan tetapi sebenarnya yang kita butuhkan bukanlah rasa percaya diri, melainkan sejumput keberanian dan keyakinan atas kompetensi kita. 

Oleh karena itu, bagi kebanyakan orang yang menyesali masa lalunya adalah karena mereka membiarkan rasa takut menahan langkah mereka. Mereka membiarkan rasa takut melumpuhkan mereka, bukan memotivasi mereka. Mereka melakukan apa yang menurut mereka harus lakukan, bukan melakukan apa yang perlu mereka lakukan.

Rasa takut adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Kita mungkin akan meragukan diri kita sendiri dan merasa tidak aman, dan kita punya banyak sekali kesempatan untuk menyerah pada rasa takut itu. Namun kita harus selalu ingat bahwa rasa takut dapat kita jadikan sebagai motivasi kita untuk melangkah dengan mengetahui konsekuensinya atau akibat dari menyerah terhadap rasa takut.

-----

Salah satu tugas penting kita sebagai wiraswasta adalah komunikasi secara efektif. Alam komunikasi tidaklah sempit atau sederhana, ada banyak orang dari berbagai kalangan yang akan kita ajak berkomunikasi. Kemudian kita harus memutuskan untuk berbicara atau mendengarkan, seberapa banyak kita berbicara atau mendengarkan, kapan, bagaimana, dan apa yang hendak kita sampaikan. 

Komunikasi menjadi perkara yang kompleks dan penting. Selama kita melakukannya dengan baik, segala hal dengan sendirinya juga akan berjalan dengan baik. Kita harus cerdas dan jelas dalam mengkomunikasikan keinginan kita, agar komunikasi itu membantu kita untuk lebih memahami apa yang kita inginkan, siapa diri kita, dan mengapa kita berada dalam perjalanan ini.

-----

Kita tidak akan pernah terlepas dari kesalahan dan kegagalan. Tak peduli seberapa besar pengalaman, kekayaan, dan bakat kita, kesalahan tetap menjadi bagian dari perjalanan kita. Meskipun banya kesalahan yang disebabkan oleh diri sendiri, namun beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor internal.

Mungkin kesalahan itu disebabkan oleh orang lain atau serangkaian peristiwa yang berada di luar kendali kita. Hal yang paling penting untuk diingat adalah kesalahan atau kegagalan yang entah itu berasal dari diri sendiri atau luar diri kita, kitalah yang akan menghadapinya. Akan tetapi hal tersebut tidaklah menjadi masalah jika kita mau memetik pelajaran dari kesulitan tersebut. Terimalah kenyataan tersebut karena kita juga akan mendapat manfaatnya.

-----

Sebagai wiraswasta, kita harus mengetahui tanda-tanda peringatan akan terjadinya keterkejutan. Di mana semakin dini kita mengetahuinya, semakin dini kita bisa mengatasi kesalahan kita, dan bahkan menghindarinya. Tanda - tanda peringatan tersebut yaitu:

a. Perhatikan Ketika Kejenuhan Muncul.

Kebosanan adalah tanda menuju kesalahan. Kebosanan melahirkan penilaian yang buruk, dan kebosanan membuat kita melakukan sesuatu hal yang seharusnya kita tidak lakukan. Kebosanan adalah petunjuk untuk pantang mundur dan mempertahankan tujuan kita.

Kebosanan seringkali terjadi karena kita melupakan tujuan awal kita dalam melakukan sesuatu. Kita harus mencari tahu kenapa kita bisa bosan, frustasi, atau tidak semangat. Tengoklah pada diri sendiri dan tanyakan alasannya kepada diri sendiri.

b. Cara Mendengarkan Naluri Anda.

Naluri tidak selalu benar atau selalu salah. Naluri yang sedang dibahas di buku ini bukanlah tentang jawaban iya atau tidak, melainkan tentang naluri sebagai sinyal peringatan. Dan setiap orang memiliki naluri yang berbeda. 

Evo Terra mengatakan "Naluri kita tidak memiliki otak. Ia tidak mengambil keputusan untuk anda, jadi saya menghindari mengambil keputusan tergesa-gesa dan mengambil waktu beberapa lama agar otak saya bisa menghasilkan keputusan berdasarkan informasi yang jelas".

c. Berhati-hatilah melangkah Ketika Anda Sendirian.

Kata sendirian bukanlah arti yang sesungguhnya. Maksud sendirian adalah hanya berfokus idenya tanpa melihat pentingnya saran dari orang lain. Dengan lain kita harus menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan banyak orang terutama dengan orang-orang yang akan mendukung perkembangan kita.

Coba kita lihat berapa orang yang menjadi relasi kita dalam mendukung perkembangan kita. Jika kita hanya memiliki sedikit relasi, maka itu bisa menjadi tanda peringatan bahwa saat-saat yang buruk sudah menanti. Seperti pepatah yang mengatakan "Kalau kau Ingin pergi cepat-cepat, pergilah sendiri. Kalau kau ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama."

d. Berhati-Hatilah dengan Yes-Man.

Kita mungkin akan suka dan gembira bahkan berseri-seri terhadap perkataan "ya'' orang lain terhadap ide yang kita sampaikan. Namun hal tersebut justru akan mengarah pada kegagalan jika kita menelan mentah-mentah orang tersebut. Menjadi orang yang selalu mengatakan "ya" tidak hanya menjauhkan kita dari keahlian kita, tetapi juga mendorong kita untuk mengambil keputusan yang buruk.

Bukan berarti kita selalu mengatakan tidak atau menolak kesempatan yang ada, tetapi kita harus merasa khawatir ketika kita mulai mengatakan "ya" pada semua orang, karena hal itu akan membutakan kita dan menjauhkan kita dari keahlian kita. Kita juga kesulitan melihat hal-hal yang sesungguhnya penting bagi kita.

Menyenangkan rasanya ketika kita tahu kita ahli dalam bidang tertentu, tetapi jangan meyakini bahwa kita yang terbaik. Itu hanya membuat kita egois dan sombong. Jika kita dikelilingi sekelompok orang yang memuji-muji kita, yang membuat kita tak terkalahkan, mundurlah selangkah dan renungkan-lah. Kita mungkin merasa hebat sekarang karena itu adalah kekuatan kata "ya". Tetapi perasaan itu tidak akan bertahan lama.

e. Terlalu Banyak Koki Malah Merusak Sup.

Bekerja sendirian memiliki potensi bahaya, akan tetapi hal tersebut tidak berarti kalau kita dikelilingi oleh banyak orang. Yang menjadi maslaah adalah ketika kita mengurung diri dengan banyak pendapat dari orang-orang yang tidak tepat. Penting bagi kita untuk mengontrol pendapat tersebut dan hanya melibatkan orang-orang yang tepat. 

Ketika kita menyadari kita mendengarkan banyak orang yang ingin berbagi ide, mendorong kita untuk mengambil jalan ini atau itu, hal tersebut adalah tanda untuk mundur selangkah dan merenungkan apa yang sesungguhnya mereka katakan.

d. Menyimpang dari Visi? Saatnya Mengevaluasi!.

Penyimpangan dari visi membuat kita lupa tentang jati diri dan motivasi kita. Penting bagi kita untuk tidak kehilangan visi kita sendiri atau apapun yang mengalihkan perhatian kita dari apa yang ingin kita raih sejak awal.

Ketika kita mulai kehilangan visi kita, itulah saatnya untuk memperhatikan dan merenungkan apa yang sedang kita kerjakan karena kita mungkin sedang mengarah ke jalan yang tak ingin kita lalui.

Apapun bentuknya, tanda peringatan itu tidak memberi kita jawaban, atau menentukan apakah kesalahan akan terjadi atau tidak. Semua itu hanya tanda peringatan, tidak lebih. Karena itu yang bisa kita lakukan adalah mengambil waktu untuk merenungkan apa yang sedang kita kerjakan.

-----

TAHAP 2 : PENDERITAAN.

Kita akan berfokus pada empat tipe penderitaan yang sering terjadi. Yang man kita akan jarang mengalami satu tipe penderitaan saja. Karena biasanya satu penderitaan akan melahirkan pernderitaan yang lain. Tidak peduli apa posisi kita dan seberapa jauh perjalanan hidup kita, penderitaan itu terasa menyakitkan dan menjadi bagian dari setiap kesalahan dan kegagalan yang kita alami. Keempat penderitaan tersebut yaitu:

a. Penderitaan Finansial.

Sebagian besar pengusaha yang Matthew wawancarai pernah mengalami penderitaan finansial. Para pengusaha tersebut mengalami kegalauan, penderitaan, hingga susah tidur gara-gara uang. Kapanpun kita mengalami penderitaan finansial, kita akan belajar banyak hal tentang bisnis kita: apa yang berhasil, apa yang tidak berjalan dengan baik, dan seterusnya.

Uang memiliki peran, karena kita hanya bisa menggunakan uang sesuai kemampuan kita. Tetapi, mengeluarkan uang demi mengeluarkan uang itu sendiri, dan membeli alat-alat baru semata-mata karena semua orang tampak memilikinya, bukanlah jawaban yang tepat. Dan terkadang kita perlu mengalami kesulitan finansial sebelum kita menyadari, menghargai, dan mengapresiasi uang.

Pelajaran terbaik dari penderitaan semacam itu adalah nilai sejati uang dalam dunia kita dan dalam segala hal yang kita lakukan. Entah uang memotivasi kita atau tidak, ia tetap menjadi aspek penting dalam kehidupan kita sehari-hari.

Matthew mengatakan bahwa pada kenyataannya, penderitaan finansial sangat menyakitkan, dan dia tidak menganjurkan kita menyia-nyiakan uang dalam jumlah besar hanya supaya kita bisa belajar tentang hal ini. Kesulitan finansial pada dasarnya akan mempengaruhi pribadi seseorang, jadi kekhawatiran tentang uang di satu sisi jelas membuat sisi lainnya berdarah-darah.

Semakin dini kita memahami arti uang bagi kita, semakin ringan kesulitan finansial yang kelak kita hadapi.

b Penderitaan Emosional.

Perasaan semata-mata akan menjadikan kita manusia. Penderitaan emosional tidak menjadikan kita lemah atau tidak kompeten. Tentu saja kita akan merasakan sesuatu di masa sulit, seperti rasa takut, malu, khawatir, marah, sedih, dan lain sebagainya. 

Kekecewaan merupakan satu emosi yang merangkum kekacauan emosional kita dengan baik. Ketika kita melakukan kesalahan yang mempengaruhi bisnis kita, kita kecewa. Kita kecewa dengan diri sendiri, orang lain, dan kita kecewa karena menyangkut hidup kita.

Ketika kita melakukan kesalahan, kita akan merasakan penderitaan emosional hingga batas tertentu. Jika kita kecewa pada diri sendiri, itu berarti kita peduli. Itu membuktikan kita antusias dan berkomitmen dan bermotivasi, yang pada gilirannya akan membantu kita memusatkan segenap upaya kita pada apa yang akan kita lakukan setiap hari. 

Pada intinya, kekecewaan membantu kita berfokus pada apa yang paling peting bagi kita, entah yang kita lakukan itu merupakan kebutuhan atau keinginan. Merasakan kekecewaan dan menderita karenanya membuktikan bahwa kita adalah manusia, dan kita peduli apa yang kita kerjakan meskipun hal tersebut tidak mengurangi penderitaan yang kita alami.

Penderitaan finansial dan emosional seringkali menjadi bagian dari kesalahan dan kegagalan wiraswasta.

c. Penderitaan Fisik.

Penderitaan fisik menyebabkan tubuh kita merasa tertekan. Ketika kita kurang memperhatikan kesehatan tubuh kita dan bekerja terlalu berlebihan akan membuat tubuh kita mengalami sakit dan itu juga akan berpengaruh pada kinerja kita. 

Kita harus memiliki kendali atas kesehatan dan gaya hidup kita. Kesalahan kita dalam merawat tubuh dan gaya hidup kita menjadikan kita mudah terserang penyakit yang nantinya akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari kita terutama dalam hal keefektifan kerja.

Bekerja berlebihan sampai mengorbankan kesehatan kita bukanlah hal yang tepat. Kita harus lebih menghargai kesehatan dan tubuh kita.

d. Penderitaan Personal.

Biasanya, penderitaan personal akan mempengaruhi juga keluarga kita, teman-teman kita, dan orang terdekat kita.

-----

TAHAP 3 : TAWAR-MENAWAR.

Setelah menghadapi menghadapi penderitaan dan berbagai bentuknya pada tahap dua, Pada tahap tiga perhatian kita beralih pada tawar-menawar. Ketika sudah sampai pada tahap ini, kita akan berharap dan berpura-pura kesalahan itu tidak ada. Kita juga mungkin akan menunda-nunda dan berfokus pada tugas-tugas yang tak bermakna, atau kita mungkin memikirkan semuanya secara berlebihan, atau berupaya keras demi mencapai kesempurnaan sebelum bergerak maju.

Seringkali ketika kita melakukan kesalahan, kita mudah untuk berpura-pura bahwa kesalahan itu tidak terjadi atau tidak seburuk dengan apa yang kita khawatirkan. kita mengharapkan situasi yang lebih baik, jadi kita menyalahkan atau menunda-nunda atau berpikir berlebihan. Masalahnya, kita hanya akan bergantung pada harapan palsu. Kita mencoba merasa lebih nyaman, dan mendapat sedikit tambahan waktu.

-----

Terkadang kita mengahadapi masalah dengan proaktif dan produktif. Namun kadang kal kita tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan cara bekerja keras yang seringkali merupakan alasan untuk tidak mengambil keputusan yang sulit.

Mengharapkan yang terbaik dan bersembunyi dari masalah akan membuat kita terpenjara dalam penderitaan. Bahkan hal tersebut bisa memperpanjang, memperparah, dan kadang-kadang menciptakan penderitaan yang lain.

Kita harus menghadapi konsekuensi dan memaksakan diri untuk melewati msasalah tersebut. Meskipun bukan berarti ketika kita sudah mengakui kesalahan itu semua akan menjadi mudah. Akan banyak lagi masalah yang akan kita hadapi. 

Kita akan terus berada dalam tahap yang mengerikan ini kecuali kita memutuskan untuk bertindak. Begitu kita menghadapi konsekuensi tindakan kita, dan mengambil langkah nyata, anda mungkin akan berkata "Ternyata ini semua tidak buruk-buruk amat".

Kunci untuk mengatasi tahap tawar-menawar ini adalah dengan menghadapi konsekuensi dari tindakan kita, mengambil keputusan yang sulit, mengakui kesalahan kita, dan melakukan sesuatu tentang hal itu. Yang lebih penting, kita perlu melangkah maju karena kalau kita tidak melakukannya, bagaimana kita bisa bertumbuh dan berkembang, dan mengubah kesalahan kita menjadi kesuksesan.

-----

Satu hal yang pasti menghalangi kita untuk bergerak maju adalah upaya melemparkan kesalahan kepada orang lain, atau yang lebih parah adalah menyalahkan diri sendiri karena hal tersebut tidak membantu kita memperbaiki keadaan kita.

Jangan menyalahkan orang lain, bertanggung jawablah atas semuanya, termasuk atas kesalahan kita sendiri dan ganjarannya.  Bukan berarti kita akan membiarkan kesalahan orang lain, akan tetapi ini tentang melakukan tindakan dan melangkah maju.

-----

Kita memang perlu bertindak dan bergerak maju, akan tetapi kita hendaknya melakukannya dengan pemikiran yang jernih. Dengan kata lain kita harus terampil dalam menyeimbangkan antara berpikir dan bertindak.

Kesabaran dalam tahap tawar-menawar ini amat penting, karena meskipun naluri kita mengatakan bahwa kita harus menyelesaikan dengan cepat, kita perlu memikirkan seluruh prosesnya secara cermat. tetaplah berpikir untuk tetap maju dan tidak terpaku pada kesalahan, tetapi juga jangan terburu-buru. Jangan lupa berpikir. Dan jangan lupa mengambil waktu sejenak untuk memastikan bahwa kita sudah menentukan pilihan yang tepat.

Jika kita ingin melewati tahap tawar-menawar ini dengan sesedikit mungkin masalah, kita harus bertindak dan berpikir. Kalau kita memilih salah satunya, kita akan terus berada dalam tahap yang tidak berkesudahan dan ini lebih lama daripada yang kita butuhkan.

Bertindaklah, tapi jangan lupa bahwa kita juga perlu berpikir. Bergeraklah ke depan dan jangan berdiam diri. Beranikan diri untuk mempertimbangkan setiap langkah yang kita ambil. Singkirkan pikiran menyalahkan orang lain atau diri sendiri dan berfokuslah pada apa yang akan hadapi setelah tahap ini.

-----

TAHAP 4 : DEPRESI.

Depresi berarti ketika kita mencapai titik di mana kita tidak bisa bergerak lebih jauh dan ingin menyerah. Bukan hanya menyerah pada apa yang kita lakukan, tetapi juga menyerah pada diri sendiri. Tahap ini punya daya untuk menentukan diri kita. Keterpurukan mengajari kita banyak hal tentang diri kita sendiri. Ketika nyaris menyerah, terkadang mata kita terbuka pada apa yang sungguh-sungguh penting.

-----

Depresi merupakan situasi yang menyakitkan, tetapi seringkali mengarahkan kita pada titik perubahan dan jalan menuju penemuan, atau penemuan kembali sesuatu yang lebih besar selama kita mau bangkit dan mengendalikan diri untuk mengatasi tantangan di depan.

Kita membutuhkan watu dan kerja keras, agar segala sesuatunya membaik dengan cukup cepat dan kita harus fokus mengubah semua depresi itu menjadi kesuksesan. Kita harus menolak untuk menyerah dan berhenti. Depresi akan mengajarkan kita banyak hal tentang apa yang penting bagi kita.

Johnny B. Truant telah belajar dari depresi yang pernah ia alami. Ia belajar bahwa Kesuksesan sejati butuh kerja keras, bukan keajaiban dan kesuksesan harus datang dari hasil kerja kita sendiri. Situasi yang penuh tekanan tersebut memuncak sampai pada titik kita menyerah atau berfokus pada apa yang penting bagi kita. Namun menyerah tentu saja bukan pilihan yang tepat.

Depresi berarti kita menemui kebuntuan dan tidak tahu di mana harus berbelok. Dan periode sulit itu seringkali menawarkan kejernihan. 

-----

Bangkit dari depresi bisa jadi tidaklah mudah, terkadang menyebabkan dada kita sesak, dan kadang diperparah dengan kekhawatiran-khawatiran kita hingga ingin melarikan diri dari hidup kita. Kita mungkin juga akan mengalami kepanikan, kegelisahan, dan kehampaan yang mengerikan.

Periode depresi ini, bagaimanapun dampak dan bentuknya dalam hidup kita, menawarkan pandangan yang lebih bermanfaat asalkan kita mengajukan pertanyaan penting tentang "prespektif yang menyeluruh" kepada diri sendiri. Kita hanya perlu menemukan dan memahaminya.

Nicole Welch pernah mengalami masa depresi. Dan dia melepaskan diri dari situasi yang amat buruk itu dengan bertanya pada diri sendiri "Apa sesungguhnya yang aku inginkan?, Kenapa aku memilih jalan ini?, Apa yang perlu aku lakukan untuk mencapai tingkat berikutnya?,Kehidupan seperti apa yang aku inginkan? dan lainnya. Pertanyaan tersebut membuatnya mengidentifikasi nilai inti dirinya dan menentukan seperangkat aturan dirinya sendiri.

Jangan takut dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mungkin jawaban itu tidak seperti yang kita harapkan, atau bahkan tidak seperti yang kita ingin dengar. Tapi jika kita jujur dengan diri sendiri, jawaban itu akan menjadi jawaban yang tepat.

-----

Tahap depresi bisa dengan cepat berubah menjadi tempat yang sepi. Meskipun banyak yang bisa kita peroleh dari intropeksi diri, akan berbahaya jika kita tenggelam dalam kesendirian. Oleh karena itu kita harus memahami pentingnya orang lain. Mereka yang berada di sekeliling kita memiliki kekuatan untuk membantu kita bangkit dari keterpurukan dan depresi.

Tak peduli apa kesalahan atau kegagalan kita, dan bagaimanapun situasi kita, mereka yang ada di sekeliling kita akan membantu kita bangkit kembali selama kita memperlakukan mereka dengan baik, dan membuktikan bahwa kita layak menjadi seorang teman.

-----

Meskipun kita sudah berjuang keras melewati depresi yang penuh tekanan ini, sudah mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting dan mengizinkan orang-orang di sekeliling kita untuk ikut membantu kita, kita mungkin akan masih merasa terperangkap.

Apakah itu berarti kita harus menyerah? Bisa jadi. Beberapa bisnis memang harus di tutup. beberapa ide memang ditakdirkan masuk tempat sampah. Tidak semua orang cocok dengan berwiraswasta. Namun bukan berarti ketika kita melakukan kesalahan dan gagal kita termasuk orang yang tidak cocok.

Miller mengatakan "Menurut saya, tak ada orang mencapai kesuksesan tanpa kakinya tertusuk beberapa kali di sepanjang perjalanan."

Kadang kita perlu berhenti dan lari untuk keluar dari situasi yang penuh tekanan, menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting, dan mendapat pencerahan ketika orang-orang menawarkan dukungan mereka. Lari bukanlah solusi yang ideal, tetapi kadang perlu untuk dilakukan.

Lari bukan berarti kita mengucapkan selamat tinggal dan tidak bertanggung jawab setelah bisnis itu gagal, namun hal itu dilakukan untuk memutus aliran dan mengisi ulang energi. Lari dengan tujuan untuk memahami diri sendiri dan membayangkan bisnis apa yang akan dilakukan berikutnya. Dengan kata lain, kita lari untuk menjernihkan pikiran.

Kadangkala kita harus melangkah mundur ketika melakukan kesalahan untuk menenangkan diri dan mengevaluasi dan berupaya mendapatkan prespektif yang segar dan baru. Bagaimanapun juga, tak ada salahnya lari, asalkan itu adalah ucapan selamat malam, bukan selamat tinggal.

Seiring berjalannya waktu, kesalahan dan kegagalan kita mungkin menumpuk, dan kita ingin menyerah. Jika kita mengalaminya, mungkin itu adalah tanda bagi kita untuk dengan gagah berani melawan, karena meskipun kita mungkin merasa ingin menyerah, tidak berarti kita harus melukainya atau bukan berarti anda lemah. Itu berarti semata-mata kita terluka. 

Pada tahap ini mengajarkan kepada kita banyak hal tentang diri kita sendiri, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita mewujudkan keinginan kita.

-----

TAHAP LIMA : TITIK PERUBAHAN.

Titik perubahan mempresentasikan periode positif dalam perjalanan kita, karena itu adalah momen ketika kita mulai melihat cahaya di ujung kesalahan dan kegagalan. Saat di mana kita mengatasi depresi dan melawan penderitaan dan tawar-menawar. Itu adalah saat kita menemukan jalan baru, dan masa depan yang jauh lebih cerah dari pada sebelumnya.

Kesalahan dan kegagalan memang menyakitkan, demikian juga kesulitan hidup, tetapi semua itu tidak perlu menghentikan langkah kita, atau menentukan hidup kita -- setidaknya tidak secara negatif. 

Pada tahap ini, titik perubahan adalah momen ketika kita mulai mengubah kesalahan dan kegagalan kita menjadi kesuksesan. Itu adalah saat kita mengubah gagasan yang bagus menjadi gagasan yang hebat. Itu adalah saat kita memulai hal yang baru, membangun, dan bergerak menuju sesuatu yang jauh lebih baik.

-----

Titik perubahan kita tidak selalu muncul dalam bentuk pencerahan sesaat. Sejumlah elemen yang mungkin terbentuk selama beberapa minggu atau bulan, mendorong kita untuk memperhatikan atau berubah atau banting setir. 

Tapi terkadang titik perubahan kita muncul dalam momen yang menyala mendadak dan "aha!" yang menyulut segalanya, yang menyadarkan kita bahwa kesalahan kita bukan kiamat, dan kita melihat cahaya di ujung terowongan kemudian berpikir "Kita bisa melakukan itu, mengubah itu, berganti arah, berkembang,...".

-----

Titik perubahan kita tidak harus memberi kita semua jawaban, tetapi itu memang saatnya bagi kita untuk meninggalkan kegelapan dan melihat cahaya di ujung terowongan. Untuk mengungkap apa yang ditawarkan oleh cahaya itu, kita perlu mengamati dan bersabar dalam pengamatan tersebut. Kita perlu membuka mata dan telinga untuk mendengar dan mengamati. 

Omar Zenhone mengatakan "Orang-orang selalu bertanya apa strategi sukses kami, dan jawaban kami selalu 'kami gagal!'. Kegagalan itu membuat kami marah. Kegagalan memompa semangat kami. Kami ingin sukses pada kesempatan berikutnya, dan inilah yang memotivasi kami untuk melakukan lebih baik".

Apapun itu, titik perubahan bermula ketika kita membuka mata dan telinga, dan mengamati dunia di sekitar kita.

-----

Titik perubahan melahirkan pandangan baru bagi kita. Namun pointnya bukan apa yang harus kita kerjakan berdasarkan pandangan baru ini, melainkan bagaimana pandangan baru itu membantu kita memahami apa yang kita kerjakan, bagaimana kita mengerjakannya, alasan kita mengerjakannya, dan bahwa kita mengerjakan hal yang tepat bagi diri kita sendiri, pendengar kita, dan orang-orang yang penting bagi kita.

Titik perubahan membuka mata kita, dan seringkali menghadirkan semua jawaban dan kesadaran yang kita butuhkan untuk bergerak maju dalam mengubah kesalahan menjadi kesuksesan.

-----

Kadang dalam melangkah dan mengubah kesalahan kita menuju kesuksesan, kita mudah terbawa situasi dan tenggelam dalam kesibukan hingga kita lupa dalam memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan kita, kita lupa bahwa dengan pentingnya diri kita sendiri.

Ini adalah tentang perubahan pola pikir, jadi kita hendaknya memahami bahwa apabila kita mengurangi kecepatan, tidak berarti pikiran kita berhenti bekerja. Kita masih akan menghasilkan ide-ide baru. Kita akan terus menawarkan solusi. Kinerja kita akan tetap prima.

Pastikan kita menempatkan kesehatan dan kesejahteraan sebagai prioritas utama. Karena tanpa kita sendiri, apa yang bakal bisa kita lakukan?.

-----

TAHAP ENAM : REKONSTRUKSI.

Dalam tahap rekonstruksi, kesalahan besar kita mulai berubah. Titik perubahan itu memunculkan sudut pandang baru mengenai situasi dan dunia kita, dan kita bisa membangun kembali atau memulai lagi atau berganti haluan. Di tahap inilah kita bertumbuh dan mengubah situasi yang buruk menjadi situasi yang mengubah hidup kita.

Tahap rekonstruksi berlaku tak sama bagi masing-masing wiraswasta. Bagi beberapa orang, tahap itu berarti memulai dari awal karena ia meninggalkan satu merek dan membangun merek baru dari nol. Bagi, yang lain, rekonstruksi berarti mereka harus fokus, memusatkan perhatian pada apa yang dikerjakan. Begitu juga bagi kita, akan berbeda dengan orang lain. 

Pada tahap ini, kita akan mengubah segala sesuatunya melalui fokus, ekspansi, diversifikasi, atau upaya memulai lagi dari awal. Inilah saatnya bagi kita untuk memperbaiki kesalahan dan meninggalkan kesalahan, kegagalan, dan semua kesulitan itu. Dan inilah saatnya bagi kita untuk menarik pelajaran dari semua pengalaman itu dan menerapkannya. Berikut penjelasannya:

a. Fokus.

Bagi kita yang ingin menjadi wiraswasta atau yang ingin mengendalikan hidupnya sendiri seringkali mengalami kesulitan untuk memfokuskan pikiran kita karena banyaknya ide yang berseliweran dalam benak kita, bertemu kesempatan baru, dan bertemu dengan orang-orang baru di setiap harinya.

Pada umumnya, para wiraswasta cenderung lemah dalam memfokuskan pikirannya. Kita kehilangan fokus pada apa yang benar-benar penting untuk dilakukan dan juga pada tujuan kita, karena berbagai hal menuntut perhatian kita.

Fokus memaksa kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting mengerahkan segalanya untuk satu ide, menguasai apa yang sudah kita lakukan, melayani pelanggan dengan sepenuhnya dan membuat mereka terkesan sebelum mencari pelanggan baru, dan mencoba menjadi lebih baik dalam pekerjaan.

Fokus juga memaksa kita untuk menggali lebih dalam apa yang sedang kita kerjakan dan berkonsentrasi pada apa yang benar-benar penting.

b. Diversifikasi.

Walaupun kita sudah fokus pada apa yang kita kerjakan, kadang kala kita juga perlu memperluas cakrawala kita dan melakukan diversifikasi. diversifikasi bisa berupa produk baru, ide baru, atau pengembangan yang dari apa sudah kita hasilkan. 

c. Berekspansi.

Jika kita tidak melangkah maju dan menetapkan tantangan baru bagi diri dan bisnis kita, itu berarti kita mundur. Pertumbuhan muncul dalam beragam bentuk yang tersamar. Kadangkala sesuatu yang berlawanan dengan intuisi adalah cara terbaik untuk memastikan munculnya pertumbuhan. Terkadang kita juga benar-benar perlu memperluas aktivitas dan mengembangkan sayap kita. 

Ekspansi berarti melebarkan sayap kita yang bentuknya bisa bermacam-macam. Ekspansi bisa berupa kantor baru, mesin baru, atau lokasi baru, tetapi tidak selalu seperti itu. Pada intinya, berekspansi adalah mengembangkan apa yang sedang kita kerjakan demi mengubah kesalahan kita menjadi kesuksesan.

d. Upaya untuk Memulai Lagi.

Kemungkinan bagi kita dalam memiliki bisnis adalah adanya kegagalan. Terkadang kegagalan yang kita alami merupakan kegagalan yang tidak bisa kita perbaiki yang menyebabkan bisnis kita harus tutup. Kegagalan bisnis tersebut mengharuskan kita untuk berupaya untuk memulai lagi. Upaya tersebut bisa jadi tidak mudah dan mungkin penuh dengan penderitaan. 

Namun, akhir dari bisnis kita bukan berarti akhir dari perjalanan hidup atau dunia kita. Ini bukan kegagalan atau akhir dari segalanya, ini adalah kenyataan pahit bahwa tidak semua bisnis bisa berhasil. Kita perlu memahami kenyataan ini dan juga agar kita tidak menilai secara berlebihan bahwa kesuksesan kita semata-mata berkat entitas tunggal yang kita ciptakan. Hal tersebut juga membantu kita untuk tidak mudah menyerah saat kegagalan datang.

Pada tahap inilah kita menerima semua yang kita pelajari dan menerapkannya demi menciptakan kondisi yang lebih baik. Proses ini mungkin membutuhkan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Tetapi apa yang kita jalankan pada tahap ini yang akan mengubah keadaan kita sekarang dan menjadi keadaan kita nantinya.

-----

TAHAP 7 : PENERIMAAN.

Cinta, bisnis, hidup... pada umumnya tidak selalu berjalan sesuai rencana. Sungguh suatu momen yang indah ketika kita bisa menengok kembali ke situasi kita sebelumnya dan tersenyum tanpa kepalsuan ataupun keterpaksaan. Itulah yang disebut momen ketika kita sudah menerima posisi kita saat ini dan merelakan kejadian masa lalu. Penerimaan itu membuat kita mampu melanjutkan langkah ke depan.

Tidak ada hidup tanpa kesulitan, jadi ini bukan tentang menjalani hidup yang memuaskan demi menghindari kesulitan, tetapi tentang upaya melewati kesulitan dan membangun kehidupan yang cerah berkat semua kesulitan itu. Dan penerimaan-lah yang akan memandu kita dalam melewatinya. 

Bukan berarti setelah melewati tahap ini, hidup kita akan mudah dan bebas dari kesalahan ataupun kegagalan. Akan tetapi dengan penerimaan akan memunculkan pemahaman baru mengenai siapa kita, apa yang kita lakukan, dari mana kita berasal, dan ke mana tujuan kita.

Dalam tahap penerimaan kita akan berfokus pada peninjauan kembali, pandangan yang baru, pertumbuhan personal kita, dan peran ketiganya terhadap penerimaan.

Jika pada tahap ini kita berusaha menutupi pengalaman itu, menyiksa diri sendiri, berpura-pura itu bukan pengalaman yang buruk, atau bahwa itu tidak akan terjadi lagi, maka perjalanan kta sejauh ini akan sia-sia. Itulah penerimaan. Menerima apa yang sudah terjadi serta terus melangkah dengan kepala tegak demi menjadikan segala sesuatunya lebih baik.

-----

Peninjauan kembali itulah yang membantu kita belajar dan menjadi semakin matang. Tanpa upaya meninjau kembali, kita akan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Tanpa upaya peninjauan kembali kita hanya akan tahu apa yang kita ketahui saat itu. Padahal dalam kenyataan, sulit untuk memikirkan kesalahan dan kegagalan kita saat peristiwa itu sedang terjadi, dan sulit untuk melihat lebih jauh di balik rasa sakit dan kekalutan ketika kita sedang mengalaminya.

Peninjauan kembali membuat kita bisa belajar dari kesalahan-kesalahan kita, dan pengetahuan tentang semua kesalahan itu memberi kita kekuatan untuk menerima pengalaman pahit kita dan melepaskannya.

Dari tahap ini kita bisa belajar mengembangkan pandangan baru tentang kehidupan dan pekerjaan. Artinya, kita tidak hanya mengubah sebuah kegagalan menjadi keberhasilan, tetapi juga menciptakan banyak keberhasilan baru.

-----

Memang, tidak semua kesalahan dan kegagalan akan mengubah hidup kita dan cara kita menjalaninya. Akan tetapi saat kita mengalami masa sulit dan kegagalan, kita bisa belajar banyak tentang diri sendiri, bisnis, industri, dan lainnya. Pada masa sulit dan kegagalan, bisa memaksa kita untuk melihat diri kita, bisnis kita dari sudut pandang yang sama sekali baru.

Sebagai wiraswasta dan juga seniman, melakukan sesuatu yang berarti dan menantang diri sendiri atau mengambil pilihan yang aman dan nyaman. Secara naluriah kita memilih untuk tetap aman, entah itu mempertahankan pekerjaan atau pelanggan atau apapun. Tetapi, sebagai seniman dan pencipta, kita wajib menolak mentalitas tersebut dan terus berlayar menjauhi pantai, alias tidak membiarkan keamanan dan kenyamanan menentukan pekerjaan dan cara kita mengisi hari-hari kita.

-----

Sebagai seorang wiraswasta, kita adalah bisnis kita. Pencapaian dan kesuksesan kita sebagai pencipta dan inovator dan seniman berasak dari pertumbuhan kita sebagai pribadi. Bisnis menjadi hebat karena kehebatan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ketika kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berkembang, bisnis dan produk serta hal yang berkaitan akan memperoleh manfaatnya.

Oleh karena itu, kita jangan pernah meremehkan pentingnya pertumbuhan personal. Karena yang menjadi faktor penentu kesuksesan bukan ide, produk, dan layanan yang bagus, melainkan orang-orang yang mengendalikannya, mengelolanya, dan memastikan semua tumbuh ke arah yang tepat.

Srinivas Rao mengatakan "Menghabiskan begitu banyak waktu untuk mengejar segala sesuatu yang tidak sungguh-sungguh bermakna merupakan kegagalan terbesar saya".

Pencerahan yang ditawarkan pada tahap penerimaan ini adalah penerimaan bisa kita dapatkan apabila kita terbuka terhadap perubahan dan perubahan itu menghadirkan cara hidup yang benar-benar baru. Memang menakutkan dan menciutkan nyali, tetapi perubahan itulah yang mendorong orang-orang untuk meraih kesuksesan. Sukses yang dimaksud bukan dalam arti uang, ketenaran, atau kekuasaan, melainkan sukses yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan, kebebasan, makna, tujuan, dan semangat.

-----

BAGIAN AKHIR

Urutan dari tahapan-tahapan yang akan kita lalui mungkin tidak beraturan, dan mungkin juga kita tidak mengalami semua tahap setiap kali kita merasa terkejut atau sakit karena terkadang tidak semua kesalahan membuat kita depresi

Tidak ada kesalahan yang identik sama, bahkan meskipun di permukaan tampak serupa. Kita mungkin berhasil mengubah kegagalan menjadi kesuksesan, akan tetapi tidak berarti di saat berikutnya kesalahan serupa membutuhkan pendekatan yang sama. Namun, kita sekarang sudah mengetahui cara mengubah saat-saat yang buruk menjadi menguntungkan.

Kita perlu mengetahui cara mengatasi kesulitan, kesalahan, dan kegagalan, tetapi yang pasti tujuan utama kita sejak awal adalah sebisa mungkin menghindari ketiga hal tersebut. 

Salah satu perbedaan terbesar antara orang sukses dan gagal adalah bahwa individu yang sukses melihat masalah sebelum masalah itu berkembang, dan menyelesaikan sebelum masalah itu tumbuh menjadi sesuatu yang membuatnya menderita.

Setelah mewawancarai 163 orang yang memiliki tipe pola pikir sukses, penulis menarik satu pelajaran yaitu bahwa 163 orang tersebut merengkuh perubahan, menerima dengan pandangan positif, serta belajar dari semua yang telah mereka lakukan dan alami; kesalahan, kegagalan, dan semuanya. Mereka tidak hanya memahami cara menjalani tujuh tahapp itu, tetapi juga cara menghindarinya sejak awal, dan melewwatinya dengan cepat kalau semua itu terjadi.

-----

Terima Kasih Telah Membaca
Semoga Bermanfaat

01/07/2021

Komentar

Postingan Populer